Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BENCANA ASAP: Mestinya Jokowi Tiru Cara Megawati

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan semestinya pemerintah bisa meniru cara penanganan kebakaran hutan seperti yang dilakukan di era pemerintah Presiden Megawati Soekarnoputri.
Kabut asap kiriman menyelimuti kawasan peti kemas di perairan Pelabuhan Belawan Medan, Sumatera Utara, Senin (14/9)./Antara
Kabut asap kiriman menyelimuti kawasan peti kemas di perairan Pelabuhan Belawan Medan, Sumatera Utara, Senin (14/9)./Antara

Kabar24.com, JAKARTA-- Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan semestinya pemerintah bisa meniru cara penanganan kebakaran hutan seperti yang dilakukan di era pemerintah Presiden Megawati Soekarnoputri.

"Saat itu bencana tak sehebat saat ini, termasuk cara menghadapi kekeringan," katanya di kantor DPP PDIP, Selasa (15/9/2015).

Menurut Hasto, semestinya bencana kebakaran hutan yang melanda sebagian Sumatra dan Kalimantan bisa dicegah tiga bulan sebelum kejadian.

"Kata Mega, seharusnya semua bisa diprediksi 3 bulan sebelum terjadinya pembakaran," ujarnya.

Kala itu, kata Hasto, Megawati mengumpulkan para menteri, seperti Menteri Riset dan Teknologi Hatta Rajasa, Menteri Kehutanan Prakosa, Menteri Perindustrian, serta Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Megawati lantas meminta Hatta membuat hujan buatan 3 bulan sebelum musim kemarau.

Bukan hanya itu, dia juga meminta Menteri Kehutanan mencari pohon-pohon khusus yang bisa menjadi benteng pencegah meluasnya kebakaran hutan. Adapun Kepala Badan Meteorologi,  Klimatologi, dan Geofisika diperintah memprediksi turunnya hujan serta Menteri Perindustrian diminta memetakan perusahaan atau industri pemicu kebakaran.

"Alhamdulillah, dengan perencanaan baik, tak ada protes dari negara tetangga saat itu," kata Hasto.

Asap dari kebakaran hutan Sumatra dan Kalimantan memang kerap terbawa angin dan singgah di sejumlah negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

Kebakaran hutan terjadi selama beberapa pekan terakhir. Data Greenpeace mencatat, dalam kurun hingga 7 September 2015 saja, titik api yang ada sebanyak 8.540 dan tersebar paling banyak di pesisir timur Sumatra serta Kalimantan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper