Bisnis.com, JAKARTA - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memberi Penghargaan SK Trimurti 2015 kepada Hana Salomina Hikayobi, aktivis pemberdayaan perempuan dan hak asasi manusia (HAM) asal Papua, yang juga pendiri dan pengelola Tabloid Suara Perempuan.
Perempuan kelahiran 7 Juni 1966 ini dinilai gencar menyuarakan hak-hak perempuan dalam politik, aktif terlibat dalam pembuatan peraturan daerah anti-kekerasan terhadap perempuan Papua dalam 15 tahun terakhir.
“Penghargaan ini bentuk apresiasi terhadap pengabdian Hana. Sekaligus agar membuka mata pemerintah bahwa orang-orang yang memperjuangkan perbaikan nasib warga Papua khususnya perempuan jangan dicap sebagai anti-NKRI,” kata Yoseph Adi Prasetyo, Anggota Dewan Juri SK Trimurti 2015.
Penghargaan diberikan di Jakarta pada Jumat (5/9/2015). Dewan Juri dan Panitia Penghargaan SK Trimurti memilih Hana Hikayobi sebagai pemenang dengan sejumlah alasan: konsisten memperjuangkan pendidikan gender serta membela hak-hak perempuan Papua dalam situasi politik dan ekonomi yang berat dan tidak stabil.
Adapun, Dewan Juri terdiri dari Hermien Y. Kleden (jurnalis Tempo), Stanley Adhi (Dewan Pers), dan Dewi Chandraningrum (Jurnal Perempuan). Panitia menilai Hana berhasil melewati tantangan tersebut.
Hana yang aktif di Kelompok Kerja Perempuan Papua terus mendorong terwujudnya kuota 30 persen perempuan di parlemen. Dia juga pernah menjadi Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua (MRP).
Pada 2011, Gamawan Fauzi, Menteri Dalam Negeri saat itu, menolak nama Hana di struktur kepemimpinan MRP. Perjuangan untuk hak-hak perempuan memang tidak populer di Papua, tetapi Hana jalan terus.
Selain mendirikan media massa untuk mendukung perjuangannya, Hana juga menulis buku Kabar dari Kampung: Perjalanan Jurnalistik Suara Perempuan Papua yang menyoal hak-hak perempuan yang masih amat tertinggal di berbagai wilayah Papua.
Penghargaan SK Trimurti digagas AJI sejak 2008 sebagai upaya penghormatan terhadap perjuangan perempuan. Anugerah ini sekaligus menjadi momentum penghormatan terhadap pahlawan nasional perempuan yang juga jurnalis perempuan Indonesia pertama: Soerastri Karma (SK) Trimurti.
AJI memberi anugerah ini khusus kepada perempuan dalam perjuangan mereka baik dalam demokrasi, HAM hingga kebebasan pers di Indonesia. Konsistensi AJI dalam hal ini juga merupakan bagian dari upaya mendorong kesetaraan gender di media massa.
“Hana layak menerima penghargaan ini karena konsistensi dan kegigihannya dalam isu HAM dan pemberdayaan perempuan di lingkungannya yang notabene tidak ramah terhadap hak-hak perempuan,” kata Ketua Divisi Perempuan AJI Jakarta Raisya Maharani di Jakarta, Jumat (4/9/2015).
Tahun ini ada 20 kandidat penerima award tersebut yang berasal dari latar belakang berbeda mulai dari aktivis pemberdayaan perempuan dan hak asasi manusia, buruh, pekerja rumah tangga (PRT) perempuan, lingkungan, buruh petani perempuan dan LGBTIQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Interseksual dan Queer).
Kandidat tersebut antara lain Alissa Wahid, Siti Khadijah, Sarinah, Dian Septi, Elga Sarapung, Sri Agustine, Siti Maemunah, Lita Anggraeni, Gunarti.
Penelusuran rekam jejak calon hingga keputusan Dewan Juri dilakukan mulai Mei hingga 28 Agustus 2015. Prosesnya antara lain meliputi penelusuran rekam jejak dan pengecekan silang mengenai profil para nominator melalui asosiasi AJI di berbagai kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
