Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua MPR: Lembaga Macam BP7 di Era Presiden Soeharto Perlu Diaktifkan Kembali

Ketua MPR mengatakan lembaga seperti BP7 yang dibentuk saat Presiden Soeharto menjabat perlu diaktifkan kembali.
Zulkifli Hasan/Antara
Zulkifli Hasan/Antara

Kabar24.com, MALANG — Indonesia memerlukan kembali lembaga negara yang bertugas menguatkan  wawasan kebangsaan guna menangkal gerakan transnasional radikal yang kian masif berkembang di masyarakat.

Zulkifli Hasan, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), mengatakan lembaga seperti Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) yang dibentuk saat Presiden Soeharto menjabat perlu diaktifkan kembali.

“Untuk menjawab adanya gerakan transnasional radikal, lembaga seperti itu harus dibentuk kembali. Dulunya, BP7 sangat aktif melakukan sosialisasi dan membangun karakter kebangsaan di seluruh pelosok Tanah Air untuk menangkal gerakan radikal,” kata Zul saat membuka seminar nasional bertajuk Strategi Menangkal Gerakan Transnasional Radikal Demi Integrasi Bangsa di Universitas Negeri Malang, Selasa‎ (25/8/2015).

Menurutnya, pembentukan lembaga itu sangat dibutuhkan untuk mengimplementasikan rencana strategis negara embangun karakter kebangsaan di tengah masifnya ancaman gerakan transnasional radikal tersebut.

Dengan demikian, papar Zul, pembentukan lembaga tersebut difungsikan untuk antara lain menumbuhkan pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya gerakan transnasional radikal, mengidentifikasi indikator dan bentuk gerakan, serta meningkatkan kewaspadaan dengan membangun sistem peringatan dini guna menangkal gerakan tersebut.

Selain itu, tegasnya, pembentukan lembaga tersebut juga berfungsi memupuk kesatuan dan persatuan di tengah semakin majemuknya ideologi masyarakat.

“Tidak bisa dipungkiri, Indonesia sudah menjadi ajang konstelasi ideologi-ideologi dunia dan wilayah dakwah dari berbagai macam aliran agama yang sangat dinamis.”

Bahkan, lanjut Zul, gerakan transnasional radikal tersebut sudah mulai tumbuh di berbagai kalangan termasuk kalangan berpendidikan tinggi, pengusaha, maupun penyandang dana.

Pelaku gerakan tersebut juga terpantau aktif memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat kampanyenya.

Kendati demikian, paparnya, pembentukan lembaga yang bertugas menguatkan wawasan kebangsaan tersebut harus disesuaikan tugas, pokok, dan fungsinya sesuai dengan perkembangan zaman.

Empat Pilar Kebangsaan

Pembentukan lembaga itu, paparnya, juga sangat penting dalam membantu MPR mensosialisasikan wawasan kebangsaan melalui Empat Pilar Kebangsaan.

“Kalau anggota MPR saja yang mensosialisasikan wawasan kebangsaan, pasti enggak akan berhasil, dan belum tentu menyeluruh.”

Zul menambahkan, Empat Pilar Kebangsaan memang terbukti ampuh menangkal gerakan transnasional radikal yang berisiko ada ditengah masyarakat. “Namun harus ada tenaga lebih untuk menyosialisasikan hal itu.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper