Kabar24.com, JAKARTA- Sebelum merombak dan melantik jajaran menteri Kabinet Kerja, Presiden Joko Widodo lebih dulu menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Vatikan Monsignor Kardinal Pietro Parolin di Istana Merdeka, Rabu (12/8/2015).
Dalam pertemuan tersebut, Kardinal Parolin mengatakan bahwa dirinya menyampaikan salam dan doa dari Paus Fransiskus kepada Presiden Jokowi dan masyarakat Indonesia.
Peran Indonesia dinilai penting dalam menjalankan peran menjalin hubungan antaragama dan hidup dalam lingkungan yang harmonis.
"Indonesia contoh penting bagi dunia bahwa masyarakat bisa hidup dengan damai dan harmonis dalam keberagamanan agama," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu.
Pesan utama yang dibawa Kardinal Parolin kepada Indonesia adalah untuk melanjutkan dan memperkokoh hubungan harmonis antaragama guna menangkal aksi radikalisme yang mengatasnamakan agama tertentu.
"Saya pikir Indonesia bisa jadi model bagi negara lain untuk hidup harmonis saat dunia dikhawatirkan oleh manipulasi agama dan agama dijadikan alat untuk melakukan aksi radikal dan kekerasan," lanjut Kardinal Parolin.
Seperti yang sering diucapkan oleh Paus Fransiskus, lanjutnya, agama dan nama Tuhan tidak boleh dijadikan dasar perilaku kekerasan dan permusuhan.
Kardinal Parolin menambahkan saat ini belum ada rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Pasalnya, kunjungan dari Vatikan harus dilandasi oleh undangan dari pihak pemerintah dan otoritas gereja setempat.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Menlu Retno Marsudi, dicapai kesepakatan untuk menyiarkan penyelenggaraan Paskah 2016 yang dilakukan warga Larantuka dan Flores ke Vatikan. Publikasi kegiatan Paskah di Flores dilakukan dengan menggandeng Radio Republik Indonesia (RRI) dan radio Vatikan.