Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Guru Kurang Interaktif, Proses Belajar Tidak Efektif

Peneliti dari World Bank, Susiana Iskandar, mengungkapkan guru merupakan faktor terpenting dalam dunia pendidikan. Namun banyak guru yang belum memiliki kemampuan interaksi yang baik.
Ilustrasi-Siswa Sekolah Dasar/Antara
Ilustrasi-Siswa Sekolah Dasar/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Peneliti dari World Bank, Susiana Iskandar, mengungkapkan guru merupakan faktor terpenting dalam dunia pendidikan. Namun banyak guru yang belum memiliki kemampuan interaksi yang baik.

“Kemajuan siswa sangat ditentukan oleh guru yang efektif, sudah seharusnya guru melakukan upaya semaksimal mungkin dalam membina anak didiknya,” kata Susi dalam dialog interaktif di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (12/8/2015).

Susi menjelaskan, terdapat tiga hal yang perlu diteliti untuk melihat kualitas seorang guru, yakni kemampuan interaksi, pengetahuan guru, dan metode mengajar.

Dia juga mengaku telah melakukan penelitian di sejumlah sekolah pada kegiatan belajar mengajarnya. Menurutnya, sebagian guru tampak belum memiliki kemampuan interaksi yang baik.

Susi berpendapat, interaksi mereka kurang mendalam dan tidak sungguh-sungguh.

“Padahal interaksi itu penting untuk dilakukan,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, hal ini terbukti saat melakukan sesi tanya jawab dengan siswa. Menurutnya, kemampuan guru membuat pertanyaan kepada siswa sangat kurang. Menurutnya, siswa hanya merespons jawaban dengan satu kata saja.

Kemudian, kata Susi, pengetahuan guru juga tampaknya kurang mendalam. Dia menjelaskan cara mengenali guru yang pengetahuannnya bagus dan tidak.

Menurutnya, guru yang berkualitas dan memiliki pengetahuan yang bagus akan menggunakan berbagai praktik mengajar yang bervariasi. Kemudian, lanjut dia, kesalahannya sedikit dan selalu membuat siswa lebih banyak latihan. Selain itu, tambahnya, pemakaian bahasa mereka juga lebih akurat dan ringkas.

Pada aspek metode, Susi menyatakan sebagian guru lebih menguasai metode pemaparan. Menurutnya, sekitar 61% guru menggunakan metode eksposisi ini.

"Padahal metode investigasi dan inquiry lebih tepat dilakukan. Sejauh ini hanya satu persen yang menggunakan metode investigasi,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper