BALIKPAPAN - Pengembangan Kawasan Industri Kariangau Balikpapan masih terkendala soal pasokan listrik yang masih minim.
Wakil Ketua Bidang Investasi Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kalimantan Timur Alexander Sumarno mengatakan saat ini Kariangau yang diproyeksikan sebagai kawasan industri belum berkembang efektif. Sejumlah perusahaan baru menggunakan kawasan ini sebagai pergudangan, bukan pusat produksi seperti yang diharapkan.
“Sebenarnya sudah ada beberapa perusahaan yang menempati Kariangau. Tetapi kalau dikatakan sebagai kawasan industri rasanya belum sampai ke sana,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (7/8).
Alexander menuturkan perseroalan utama yang menghambat pengembangan Kariangau adalah infrastruktur terutama pasokan listrik. Saat ini pembangkit listrik berkapasitas 2 X15 mega watt (MW) yang dioperasikan PT Kariangau Power sebenarnya sudah berjalan. Namun, suplai listrik ini dinilai masih belum mencukupi untuk mendukung Kariangau sebagai kawasan industri.
Menurut Alexander kekurangan pasokan listrik ini membuat investor berfikir ulang sebelum menempati kawasan Kariangau. Dia mencontohkan, untuk mendirikan perusahaan pengolahan kayu saja dibutuhkan pasokan listrik hingga 5 MW. Belum lagi jika membangun cold storage yang tentu membutuhkan listrik lebih besar.
Sementara itu, jika mengandalkan listrik dari genset komponen biaya energi akan melonjak tiga kali lipat. Membangun pembangkit listrik sendiri juga tidak bisa menjadi solusi. Alexander menjelaskan, bagi perusahaan yang membangun pabrik senilai Rp50 miliar saja belum tentu berani membangun pembangkit listrik.