Kabar24.com, KENDARI - Organisasi Kehutanan TELAPAK mengakomodkasi Koperasi Hutan Jaya Lestari (KHJL) yang tengah mengalami keterpurukan permintaan kayu akibat harga kayu yang kalah saing dan kurangnya infrastruktur.
Pasalnya melalui gerakan community logging KHJL di Kabupaten Konawe Selatan, Kendari, Sulawesi Tenggara ini akan memperbaiki kondisi itu melalui program hutan tanaman rakyat (HTR) untuk menekan angka ilegal logging.
Langkah yang diawali tahun 2005 berhasil meraih sertifikasi pengelolaan kehutanan FSC dan SVLK. Prestasi sertifikasi ini mendorong KHJL mengurangi potensi illegal logging menjadi socialpreneur.
Anggota Badan Pengawas KHJL Abdul Khalik mengatakan KHJL mencapai kesuksesannya pada 2005-2009. Pada 2010, akibat meningkatnya jumlah sertifikasi kayu di Jawa.
Hal itu berdampak pada bergolaknya harga kayu dari Konawe Selatan yang dijual semakin mahal sehingga mengalami penurunan permintaan.
"Padahal sertifikasi yang kami miliki itu hanya satu-satunya di Asia Tenggara dan pada tahun itu hanya kami yang berhasil dapatkan. Kualitas kayu kami inilah yang selalu dibutuhkan pasar di Eropa. Pasar di Eropa tidak mau beli kayu tanpa sertifikasi FSC," jelasnya, Rabu (5/8/2015).
Abdul mengakui penurunan bisnis kayu di Konawe Selatan karena mahalnya harga infrastruktur untuk mendstribusikan kayu tersebut ke daerah lain.
"Bisnis koperasi kami memang sedang tidak menguntungkan. Tingkat mahalnya harga kayu kami dibandingkan kayu di Jawa karena biaya transportasi, sementara kami kan tidak mendapatkan subsidi ataupun bantuan dari pemerintah," paparnya.
Abdul mengaku KHJL tengah mengupayakan kesuksesan dan peningkatan kembali antusiasme akam community logging agar harga kayu Konawe Selatan bisa bersaing.
"Kami percaya bisnis kayu jati ini menguntungkan. Karena harga selalu naik, dan permintaan kayu itu selalu ada," tegasnya.