Kabar24.com, JAKARTA- Militer Suriah terpaksa membiarkan sejumlah wilayah jatuh ke tangan pemberontak dalam perang sipil karena kekurangan tentara.
Pengakuan itu disampaikan oleh Presiden Bashar al-Assad dalam pidato yang disiarkan oleh televisi Suriah sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Senin (27/7/2015).
"Kadang-kadang, dalam situasi tertentu, kami terpaksa menyerah di sejumlah daerah agar pasukan yang ada digerakkan ke daerah-daerah yang ingin kami pertahankan," ujar Asaad.
Menurutnya, militer mampu menjalankan fungsinya tetapi tidak bisa mempertahankan seluruh wilayah karena kekurangan tentara. Sementara itu, kelompok-kelompok yang diperangi oleh militer Suriah mendapat bantuan dari negara-negara asing dan jumlahnya meningkat.
Ditambahkan oleh presiden Suriah, militer dapat mempertahankan wilayah-wilayah penting seperti Damaskus, kota Homs dan Hama serta wilayah pesisir. Namun demikian, ujar Assad, militer akan terus berjuang.
"Kata kalah tidak ada dalam kamus militer Suriah," ujarnya.
Sejak Maret, militer menelan kekalahan di beberapa wilayah, termasuk Provinsi Idlib, sebagian wilayah perbatasan dengan Yordania dan kota Palmyra. Di antara pemberontak yang diperangi adalah kelompok yang menyebut diri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Lebih dari 80.000 tentara dan milisi pemerintah tewas sejak konflik pecah pada Maret 2011.