Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi Danau Toba di Sumatera Utara dinilai kritis akibat pencemaran yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, hotel dan restoran, budidaya ikan yang dilakukan oleh perusahaan maupun masyarakat, serta limbah peternakan dan pertanian yang beroperasi di sekitar danau.
Abdul Rauf, peneliti dari Universitas Sumatera Utara (USU) menyebutkan limbah dari budidaya ikan di sekitar Danau Toba setidaknya menyumbang 19.000 ton sisa pakan ternak yang kemudian mengalir ke danau dan menyebabkan sedimentasi.
Sementara itu, peternakan di sekitar danau menggelontorkan setidaknya 1/200 ton kotoran padat dan cair ke sungai Silali, yang kemudian bermuara di Danau Toba.
“Hampir semua hotel, pemukiman, menjadikan Danau Toba sebagai halaman belakang,” katanya, Rabu (1/7/2015).
Selain pencemaran yang terjadi di perairan Danau Toba, kawasan hutan di sekitar danau vulkanik tersebut juga berada dalam kondisi kritis.
Menurut catatan USU, sebanyak 192.400 hektare lahan di sekitar Danau Toba mengalami erosi berat hingga rawan menyebabkan longsor. Sebanyak 116.000 hektare lainnya perlu mendapatkan penanganan segera.
Abdul mengatakan di antara penyebab kerusakan lingkungan di Danau Toba adalah minimnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Praktik pembakaran lahan untuk kebutuhan pembukaan lahan maupun kebutuhan lainnya.