Bisnis.com, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) meminta pemerintah memberikan informasi yang jelas terkait peredaran narkoba kepada perempuan yang belakangan banyak dimanfaatkan sebagai kurir.
Komisaris Jenderal Polisi Anang Iskandar, Kepala BNN, mengatakan asmara menjadi salah satu modus yang paling banyak digunakan sindikat pengedar narkoba internasional untuk mengirimkan zat adiktif tersebut.
Untuk itu, pemerintah harus memberikan informasi yang lengkap terkait narkoba kepada wanita yang berhubungan dengan modus peredaran narkoba.
“Jangan sembarangan berkomunikasi dengan orang asing. Apalagi kalau yang dipacarinya itu ternyata anggota sindikat narkoba internasional,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jumat (26/6/2015).
Anang menuturkan para anggota sindikat narkoba internasional biasanya memanfaatkan wanita sebagai kurir dengan cara memberikan hadiah paket perjalanan ke luar negeri. Padahal, wanita tersebut secara tidak sadar membawa narkoba untuk diberikan kepada relasinya yang ada di negara tujuan.
Sekadar diketahui, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing, China, mengabarkan ada tujuh warga negara Indonesia yang berada di tahanan aparat hukum China. Dari tujuh orang tersebut, seorang di antaranya sedang menunggu proses pengadilan.
Sementara itu di wilayah kerja Konsulat Jenderal RI di Guangzhou, Provinsi Guangdong, terdapat 45 warga negara Indonesia yang terkait tindak kejahatan narkoba.
"Mereka terdiri atas 28 wanita dan 17 pria. Sebagian besar mereka menjadi kurir narkoba. Usia mereka rata-rata masih sangat muda," kata Konjen RI Guangzhou, Ratu Silvy Gayatri, Rabu (24/6/2015).
Pada kesempatan lain, Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo mengatakan KBRI senantiasa melakukan imbauan agar para WNI di China, tidak terlibat dalam tindak kejahatan narkoba.
Sementara itu Komisi Nasional Pengendalian Narkotika (NNCC) China menyatakan China telah menahan 1.832 warga negara asing yang terlibat penyelundupan narkoba, selama 2014.