Kabar24.com, JAKARTA-- Bagi Negara yang memiliki wilayah luas serta kondisi geografis yang berpulau-pulau, Indonesia memiliki banyak tantangan dalam menyediakan pendidikan berkualitas dan terjangkau bagi masyarakatnya. Pendidikan online atau biasa disebut dengan e-learning pun menjadi salah satu alternatif solusi untuk mengatasi hal tersebut,
Berdasarkan keterangan dari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir, Angka Partisipasi Kasar (APK)pendidikan tinggi Indonesia masih berada di angka 30%, yang berarti 7 dari 10 orang Indonesia pada rentang usia 19-23 tahun tak mampu melanjutkan ke perguruan tinggi. Sementara angka ideal untuk menuju negara industri APK harus berada di angka 60%.
Beberapa faktor menjadi kendala dalam melanjutkan jenjang pendidikan tinggi, diantaranya adalah mahalnya biaya pendidikan tinggi, kebutuhan bekerja untuk menafkahi keluarga serta lokasi yang jauh dari unit pendidikan tinggi yang berkualitas.
Di sisi lain, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat berdampak pada kemudahan untuk mendapatkan akses informasi dan interaksi langsung tanpa masalah jarak dan waktu.
Saat ini, koneksi internet telah menjangkau banyak wilayah di Indonesia, termasuk daerah yang dianggap terpencil. Melalui teknologi beragam smartphone dan tablet yang dilengkapi dengan aneka provider telepon, internet menjadi barang umum di masyarakat. Hal-hal itulah yang menjadi dasar Pemerintah dalam mengembangkan Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT).
“Pendidikan online, atau biasa disebut juga e-learning, menjadi semakin populer dan banyak digunakan di dunia. Di Amerika, pendidikan online telah berkembang dengan pesat dan diikuti tidak hanya oleh masyarakat Amerika, namun dari negara-negara lain di seluruh dunia. Di Indonesia, pendidikan online sudah semakin berkembang, terutama setelah diluncurkannya sistem perkuliahan daring pada April 2014 lalu,” ujar Co-founder Haruka Edukasi Utama Novistiar Rustandi seperti dilansir dari keterangan resmi, Jumat (12/06/2015)
Pendidikan online atau e-learning ini sangat sesuai bagi mereka yang memiliki kendala waktu, ekonomi dan bahkan kendala fisik. Bagi mereka yang bekerja, kuliah daring tidak akan mengganggu aktivitas pekerjaan karena dapat dilakukan di sela-sela waktu kerja atau di akhir pekan.
Tidak dibutuhkannya fasilitas kampus secara penuh serta tiadanya biaya transportasi untuk ke kampus, menjadikan biaya perkuliahan online lebih terjangkau untuk masyarakat luas. Selain itu, perkuliahan model ini juga menjadi solusi bagi mereka yang memiliki kendala fisik dan tidak memungkinkan untuk mobilitas rutin ke kampus.
Banyak keraguan yang timbul di masyarakat mengenai kualitas dari pembelajaran online tidak sama dengan kuliah konvensional. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa, jika dipersiapkan dengan baik, pembelajaran online memberikan hasil yang sama dengan proses konvesional.
Pada Mei 2012 lalu, ITHAKA, sebuah organisasi nirlaba yang memfokuskan diri untuk membantu komunitas akademik menggunakan teknologi digital untuk menyimpan data-data kependidikan dan memajukan riset dan pengajaran, mempublikasikan hasil penelitiannya yang diberi judul "Interactive Learning Online at Public Universities: Evidence from Randomized Trials". Salah satu hasilnya adalah para mahasiswa yang belajar secara hybrid (proses belajaran campuran antara daring dan tatap muka) memperoleh hasil yang sama, tidak lebih baik dan tidak lebih buruk, dari rekan-rekan mereka yang belajar secara tatap muka saja.
Pembelajaran online menuntut para siswanya untuk memiliki motivasi diri dan disiplin yang tinggi untuk menyelesaikan pendidikannya. Hal inilah yang membuat para siswa pembelajaran online sedikit lebih unggul dari mereka yang hanya mengikuti perkuliahan konvensional. Tidak sedikit tokoh sukses dan terkenal dunia yang mengikuti pembelajaran online dan jarak jauh, diantaranya adalah sutradara Steven Spielberg, mantan Gubernur California, Arnold Schwarzenegger dan pebasket NBA, Shaquille O’Neal.
“Kesimpulannya proses pembelajaran secara online atau hybrid asal dipersiapkan dengan baik, akan memberikan hasil yang tidak lebih buruk dan bahkan sedikit lebih baik daripada hasil yang diberikan oleh proses pembelajaran konvensional,” tambah Novistiar.