Kabar24.com, SOLO-- Tujuh perempuan berpakaian kebaya kutu baru tiba-tiba muncul di car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi. Membawa sapu lidi di kedua tangan, mereka menyapu dedaunan yang tersebar di jalan. Tak seperti layaknya aktivitas menyapu yang lemah lembut, gerakan mereka gesit.
SIMAK: GIBRAN-SELVI MENIKAH: Ini Pesta Nikah atau Kampanye?
Polah mereka semakin tangkas saat tujuh lelaki berwajah monster mendadak menerjang. Berlompatan ke sana ke mari, merekam meladeni para monster yang menyerang ganas. Kedua sapu mereka angkat tinggi membentuk silang. Diiringi entakan jimbe, mereka giliran mengurung para monster yang mengganggu aktivitas resik-resik jalan.
SIMAK: Demam Batu Akik Turunkan Perceraian & Kriminalitas
Inilah Tari Sapu Jagad karya Agung Widagdo, pencipta tari dari Studio Moncar. Selama 15 menit tarian itu menarik atensi warga CFD yang berkerumun di depan Gramedia Solo. Tak jauh dari sana, spanduk bulat bertuliskan Mangayubagya Pak Presiden Mantu mengiringi penampilan awak Studio Moncar.
“Tarian ini menjadi simbol pembersihan sengkala dan mara bahaya. Harapannya pernikahan putera Pak Jokowi besok dapat dilancarkan segala urusannya,” ujar Fafa Utami, Pimpinan Produser dan Manajer Studio Moncar, saat ditemui Minggu (7/6/2015), di CFD.
Fafa mengatakan penampilan pagi itu merupakan spontanitas sebagai warga Solo. Pihaknya ingin acara mantu Jokowi benar-benar dimiliki wong Solo secara luas. Untuk proses kreatif, Fafa mengaku hanya membutuhkan dua kali latihan. Tari karya Agung Widagdo itu pernah ditampilkan di event seperti Hari Jadi Kota Solo.
“Meski secara umum sama tapi tetap ada improvisasi merespons panggung. Tadi kami mengajak warga untuk ikut menyapu.”
Seorang penari, Siska Hariyati, 26, mengaku bersemangat ikut ambil bagian dalam mangayubagya pernikahan Gibran-Selvi. Lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo ini bahkan berharap bisa dilibatkan sebagai penampil seni dalam mantu Jokowi.
“Siapa tahu disuruh mbeksa (menari) di mantenan. Pengin sekali,” ujarnya.
Sementara itu, warga CFD juga menggelar tumpengan untuk kelancaran pernikahan putera sulung presiden. Puluhan takir tumpeng ludes dimakan meski pembagian baru berlangsung 10 menit. Tak jauh dari sana, sejumlah warga menuliskan ucapannya untuk pernikahan akbar di spanduk warna putih.
Rata-rata mereka mendoakan Selvi-Gibran agar menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah dan cepat dapat momongan.
“Semoga langgeng terus,” ucap Adeka, 29, warga Karanganyar.