Kabar24.com, JAKARTA-- Seorang gembong narkoba Julian Ponder, 45, membongkar rekaman percakapan telepon dengan teman kencannya, Alys Harahap.
SIMAK: GIBRAN-SELVI MENIKAH: Jokowi Tak Undang Kepala Negara Sahabat
Alys, 33, diplomat Inggris di Bali, sering mengunjungi Julian di lembaga pemasyarakatan Kerobokan ketika pengedar kokain itu mengajukan penolakan hukuman mati.
SIMAK: Pengembang Tak Bebas Lagi Bangun Perumahan Skala Kecil di Bekasi
Ponder sengaja membongkar sejumlah percakapan mesum dirinya dengan Alys lantaran kesal dengan tuduhan palsu wanita itu. Alys yang cukup ayu ini menuduh Ponder telah melecehkan dan mengancamnya. Padahal, menurut Ponder, Alys justru sengaja mendekatinya dengan rayuan dan fantasi seks lewat telepon.
Bahkan, Alys sempat menyuruh Ponder membohongi penjaga lapas, agar dirinya bisa mengunjungi Ponder di penjara. Alys mengunjungi Ponder seminggu tiga kali di sebuah ruangan khusus di lapas. Dia juga menelepon terpidana itu 50 kali sehari.
Namun, kunjungannya ditolak petugas lapas sejak Alys tertangkap basah sedang berciuman dengan Ponder, April lalu. Konsulat Inggris sempat menampik kejadian itu. Alys juga memutuskan hubungannya dengan Ponder. Dia justru menyebarkan tudingan bahwa Ponder menyakitinya.
Ternyata Ponder selalu merekam percakapan mereka dan melaporkannya ke konsulat, tempat Alys bekerja. Hasil investigasi konsulat menyatakan keaslian rekaman itu. Beberapa rekaman terungkap seperti fantasi Alys tentang pesta seks.
"Kamu hidup di dunia yang tidak aku tahu. Jadi, apakah kamu dan teman-temanmu makan malam dan pesta lalu pesta seks bersama dengan pasangan masing-masing. Aku menyukai ide itu," kata Alys.
Alys juga bercanda soal skandal seks yang pernah dilakukan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton. Dia juga menyamakan dirinya dengan Kate Winslet yang tengah memerankan film Titanic.
Sakit Jiwa
Pada satu percakapan, Alys meminta Ponder berpura-pura mengalami sakit jiwa, dan meminta seorang anggota konsulat untuk menemani dan mencegah Ponder menyakiti dirinya sendiri.
Hubungan Alys dan Ponder mencapai puncaknya ketika seorang narapidana, Sandiford, mengaku dipaksa membawa kokain dari Bangkok ke Bali oleh Ponder. Sandiford menolak bantuan hukum dari konsulat Inggris karena tahu hubungan dua sejoli itu. Akhirnya, Alys dipecat dari kantornya pada Maret 2015.
"Dia dipecat sesuai dengan hasil investigasi kami. Kami berharap semua staf kami untuk mematuhi standar tertinggi," kata seorang pejabat konsulat.
Alys tetap mengatakan rekaman tersebut palsu.
"Yang benar adalah Alys telah membuat tuduhan yang menyakitkan," kata Ponder.