Bisnis.com, MOJOKERTO - Sejumlah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Mojokerto diringkus polisi saat berunjuk rasa menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di jalan menuju lokasi Pabrik Gula Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Mahasiswa sempat membentangkan spanduk, bendera organisasi, serta membawa brosur, tapi dirampas polisi. "Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi, kenapa enggak boleh?" kata seorang aktivis PMII, Kamis (21/5/2015).
Walau peralatan demonstrasi dirampas polisi, para mahasiswa tersebut tetap mengkritik kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak secara bertahap. "Rakyat menderita karena kenaikan harga BBM," ujarnya.
Sempat terjadi adu mulut antara mahasiswa dan polisi. Polisi melarang aksi mahasiswa karena dianggap tidak mengirim surat pemberitahuan kegiatan terlebih dulu.
"Mana izinnya? Ada aturannya kalau ingin menyampaikan aspirasi," tutur Kepala Satuan Sabhara Kepolisian Resor Mojokerto Kota Ajun Komisaris Bambang Sugianto.
Para mahasiswa akhirnya diseret mundur dari tepi jalan dan tak diperbolehkan berunjuk rasa. Presiden Jokowi direncanakan mengunjungi PG Gempolkrep milik PT Perkebunan Nusantara X, yang terintegrasi dengan pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero).
Pabrik Gula Gempolkrep diresmikan pada 2013 dengan kapasitas produksi 30 ribu kiloliter bioetanol per tahun. Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X Subiyono mengatakan bahan baku bioetanol cukup melimpah dengan perkiraan produksi tetes tebu sebesar 292.500 ton.
Tahun ini, PT Perkebunan Nusantara X berinvestasi Rp1,125 triliun untuk membangun pabrik bioetanol, pembangkit listrik dari ampas tebu, dan peningkatan kapasitas pabrik gula. Dari nilai investasi itu, sebanyak Rp 975 miliar di antaranya dana Penyertaan Modal Negara (PMN).
"Kami ingin membangun satu lagi pabrik bioetanol di kompleks PG Ngadiredjo, Kediri, dengan kapasitas yang sama dengan pabrik bioetanol di Mojokerto," ucap Subiyono.