Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menilai keberadaan berbagai kearifan lokal yang terdapat di Indonesia selaras dengan upaya pelestarian lingkungan. Dalam praktiknya, kearifan lokal bisa digunakan untuk berbagai macam hal, seperti konservasi alam, pengembangan sumber daya manusia, membangun kohesi social, daur ulang bagi pertanian hingga memperkuat etika moral.
Hal tersebut diungkapkan ketika dia menghadiri acara Ruwatan Negeri bertajuk Kearifan Lokal: Budaya Menjaga Lingkungan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (16/05/2015). Acara tersebut juga turut dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Direktur Utama TMII Bambang Susanto.
“Kearifan lokal ini pada dasarnya adalah gagasan setempat yang bijaksana, menjadi panutan dan bernilai baik. Kita menjaga negeri ini dengan kekayaan itu,” ujar Siti.
Menurutnya, ada empat ciri kearifan lokal.Keempat ciri tersebut antara lain mampu bertahan terhadap budaya asing, mengakomodasikan budaya yang masuk terhadap budaya yang dimiliki, mampu mengintegrasikan kedua budaya tersebut, serta mampu mengendalikan dan memberi arah terhadap apa yang akan terjadi ke depannya.
Hingga saat ini, Siti melihat ada banyak kearifan lokal masyarakat adat yang turut mendukung pelestarian lingkungan. Dia mencontohkan, masyarakat adat Papua memiliki filosofi te aro neweak lako yang berarti alam adalah aku. Sementara itu, masyarakat Bengkulu memiliki prinsip celako kumali, di mana kelestarian lingkungan terwujud dari adanya nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak.
“Mari kita jaga kelestarian alam kita. Caranya dengan memperingati Hari Kebangkitan Nasional ini dengan terus menerapkan Pancasila dan Trisakti, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya,” tambahnya.