Bisnis.com, PALEMBANG -- Peranan komoditas karet yang mendominasi lebih dari separuh nilai ekspor Sumatra Selatan berpotensi tergeser komoditas lain jika tak ada perbaikan harga sehingga membuat petani karet kurang bergairah.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Sutono, mengatakan hingga saat ini karet masih mendominasi total nilai ekspor meski harga komoditas itu terus merosot.
"Karet masih berperan sebanyak 61,77% terhadap total ekspor nonmigas Sumsel sepanjang Januari -- April 2015," katanya, Jumat (15/5).
Akan tetapi, Sutono mengemukakan, nilai ekspor karet sebetulnya sudah jauh merosot dibanding tahun lalu.
Lebih rinci, ekspor komoditas itu mencapai US$481,25 juta sepanjang Januari 2015--April 2015 atau turun hampir separuh dari nilai periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu US$738,69 juta.
Dia mengatakan saat ini harga karet memang sedang anjlok menjadi US$1,43 per kilogram dari sebelumnya senilai US$2,07 per kg.
Melihat kondisi itu, dia menilai bisa saja peranan karet digantikan komoditas ekspor Sumsel lain yang masuk unggulan, seperti minyak sawit mentah (CPO).
"Secara nasional saja ekspor CPO sudah melebihi karet untuk kelompok nonmigas, kalau harga CPO terus bagus bisa saja akan menempati peringkat pertama untuk ekspor nonmigas Sumsel," jelasnya.
Saat ini CPO masih menempati posisi ketiga dengan nilai ekspor sebanyak US$90,69% pada Januari 2015--April 2015. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai itu melejit hingga 587% dari nilai US$13,20 juta.
Meski demikian peranan CPO masih 11,64% atau dibawah kontribusi komoditas batu bara terhadap total ekspor nonmigas Sumsel.
Secara umum, ekspor nonmigas meningkat sebanyak 28,04% dari US$183,85 juta menjadi US$235,41 juta.
Buka Pasar Baru
Pemprov Sumatra Selatan sendiri tengah berupaya mendongkrak ekspor karet yang merupakan komoditas andalan provinsi itu salah satunya dengan mencari pasar baru.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Neger Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel, Achmad Mirza, mengatakan pihaknya sudah melihat peluang di sejumlah negara.
"Kami coba buka pasar baru, seperti di Afrika, Amerika Latin dan Timur Tengah untuk memasarkan karet Sumsel," katanya kepada Bisnis.
Menurutnya, karet masih menjadi andalan ekspor karena provinsi itu merupakan salah satu produsen karet terbesar di Indonesia.
Ekonomi Sumsel, lanjut dia, sangat bergantung pada karet karena mayoritas masyarakatnya memiliki mata pencarian di perkebunan karet.
Ekspor Karet Sumsel Tergerus, CPO Malah Melejit
Peranan komoditas karet yang mendominasi lebih dari separuh nilai ekspor Sumatra Selatan berpotensi tergeser komoditas lain jika tak ada perbaikan harga sehingga membuat petani karet kurang bergairah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Martin Sihombing
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

40 menit yang lalu
MSCI Moves Spark Fresh Target Prices for CUAN and PTRO Stocks

2 jam yang lalu
Seberapa Besar Diskon Saham BCA (BBCA) Awal Semester II/2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

20 menit yang lalu
PDIP Dorong Kodifikasi dibanding Buat Omnibus Law UU Politik

44 menit yang lalu
Usai Eks Petinggi GoTo, Kejagung Periksa Nadiem Makarim Hari Ini
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
