Kabar24.com, JAKARTA -- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berlomba dengan waktu dalam upaya mencari tiga warga negara Indonesia yang dinyatakan hilang akibat bencana gempa di Nepal.
Salah seorang tim forensik Polri yang diutus ke Nepal, Komisaris Polisi dr. Eko Yunianto menyatakan dalam proses pencarian WNI terutama ketika sudah menjadi jenazah sangat bergantung pada kondisi suhu di tempat tersebut.
"Kansnya kalau suhu sangat dingin itu pembusukannya lambat, tapi jika suhu normal cepat busuk," katanya di Gedung Kabaharkam Polri, Jakarta, Rabu (13/5/2015).
Sementara itu tiga WNI diketahui hilang saat mendaki gunung Himalaya. Tempat tersebut bersuhu sangat dingin, sehingga peluangnya besar jenazah masih awet. Bila jenazah ditemukan, pihaknya akan mencocokan data korban yang sudah dibawa pihaknya. "Harapannya utuh, intinya akan cocokan data," katanya.
Namun sekalipun didapati jenazah sudah membusuk, maka pihaknya tetap akan mengidentifikasi dengan mencocokan DNA. Kendati demikian, Eko berharap ketiga WNI ditemukan dalam kondisi selamat. "Mudah-mudahan ditemukan selamat," katanya.
Tim DVI Polri mengutus dua tenaga medis ke Nepal yaitu Kompol Eko Yunianto dari Polda Sulselbar dan Kompol M. Faizal dari Polda Kepri. Keduanya merupakan spesialis di bidang forensik.
Adapun ketiga WNI yang masih hilang adalah Alma Parahita, Kadek Andana, dan Jeroen Hehuwat. Ketiganya diketahui hilang saat pendakian di Gunung Mount Everes.
Tim medis tersebut akan membawa data-data medis, properti seperti pakaian yang dikenakan saat pendakian, gigi, dan data profil DNA yang masih di simpan di Biddokpol, Cipinang.
Gempa Nepal terjadi pada 25 April lalu, berkekuatan 7,9 skala richter, mengakibatkan kerusakan parah di beberapa wilayah dengan korban jiwa sekitar 7500 jiwa. Bahkan gempa diketahui merupakan yang terdahsyat selama 80 tahun terakhir.