Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Akan Perbanyak Alutsista Untuk Tangani 3 Hal Ini

Pemerintah akan memperbanyak alat utama sistem pertahanan (Alutsista) untuk penanggulangan terorisme dan penanganan bencana alam, serta penyakit menular, dibandingkan dengan alat kebutuhan perang.
 Pemerintah akan memperbanyak alutsista untuk tangani terorisme, bencana alam, dan penyakit menular/ilustrasi
Pemerintah akan memperbanyak alutsista untuk tangani terorisme, bencana alam, dan penyakit menular/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah akan memperbanyak alat utama sistem pertahanan (Alutsista) untuk penanggulangan terorisme dan penanganan bencana alam, serta penyakit menular, dibandingkan dengan alat kebutuhan perang.

Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan, mengatakan ancaman nyata yang harus dihadapi Indonesia saat ini adalah aksi terorisme, bencana alam, dan penyakit menular. Untuk itu pemerintah akan memperbesar porsi alutsista yang dapat menangani ketiga hal tersebut.

“Jadi pembelian alutsista sekarang harus jelas. Kalau tidak ada ancaman, untuk apa dibeli alutsista itu. Ancaman sekarang kan teroris, bencana alam, dan penyakit,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/5).

Ryamizard menuturkan saat ini kondisi alutsista untuk ketiga ancaman tersebut masih sangat kurang. Hal tersebut membuat proses evakuasi menjadi lebih lama, dan dapat berdampak pada bertambahnya jumlah korban jiwa.

Menurutnya, pemerintah membutuhkan helikopter pengangkut alat berat, agar dapat cepat melakukan evakuasi. Apalagi bencana yang membutuhkan alat berat biasanya mengalami hambatan pada akses menuju lokasi.

“Selama ini alat berat membutuhkan waktu lama untuk masuk ke wilayah longsor, sehingga evakuasi dilakukan menggunakan cangkul dan membutuhkan waktu lama,” ujarnya.

Dia juga menyebutkan kerja sama yang dibangun di kawasan membantu Indonesia menghindari perang. Dengan begitu, pemerintah dapat mengalokasikan anggaran alutsista untuk perang ke sektor lain yang lebih membutuhkan.

“ASEAN dan konsep regional itu kan menjadi mediator untuk menyelesaikan masalah dengan dialog. Jadi tidak perlu perang,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper