Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bom Bunuh Diri Teror Afghanistan, 33 Tewas, 100 Luka-Luka

Afghanistan kembali diguncang bom bunuh diri pada Sabtu (18/4) yang menewaskan 33 orang dan melukai lebih dari 100 orang.
Bom bunuh diri di Afghanistan/Reuters
Bom bunuh diri di Afghanistan/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Afghanistan kembali diguncang bom bunuh diri pada Sabtu (18/4) yang menewaskan 33 orang dan melukai lebih dari 100 orang.

Menurut kepala kepolisian setempat, bom meledak di luar bank tempat para pekerja pemerintah mengambil gaji.

Ledakan itu memecahkan jendela-jendela dan menerbangkan pecahannya ke jalanan serta membuat asap dan debu memenuhi udara.

"Itu serangan bunuh diri," kata kepala polisi, Fazel Ahmad Sherzad.

Polisi mengatakan ledakan terkini yang mengguncang Jalalabad adalah ledakan yang dikendalikan setelah ahli menemukan bom lain di dekat tempat ledakan pertama.

Media lokal melansir pernyataan bekas juru bicara Taliban Pakistan yang menuduh kelompok Negara Islam (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) di Pakistan dan Afghanistan bertanggung jawab atas kejadian itu.

Namun juru bicara itu tidak bisa dijangkau dan hubungannya dengan kelompok itu tidak bisa diverifikasi oleh kantor berita Reuters.

Presiden Ashraf Ghani juga menyalahkan militan Negara Islam atas kejadian itu tanpa memberikan penjelasan rinci lebih lanjut.

Presiden Ghani mengunjungi Washington bulan lalu dan memperingatkan bahwa ISIS menimbulkan "ancaman mengerikan" bagi negerinya.

Sampai sekarang militan yang mengklaim menjadi bagian ISIS di Afghanistan kebanyakan bekas pejuang Taliban yang kecewa dengan pemimpin mereka.

Sementara Taliban sendiri mengutuk serangan itu sebagai kejahatan.

"Itu tindak kejahatan. Kami sangat mengecamnya," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, kepada Reuters.

Kelompok yang digulingkan dari kekuasaan oleh invasi pimpinan Amerika Serikat tahun 2001 itu jarang mengklaim serangan yang membunuh banyak warga sipil dan menyatakan mereka menyasar orang asing atau militer Afghanistan dan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper