Kabar24.com, JAKARTA-- Pengamat Militer Nuning Kertopati Susaningtyas mengatakan di usianya yang ke-63, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) saat ini, dinilai lebih humanis pada saat melaksanakan operasi Sandi Yudha.
Hal tersebut menurut Nuning dapat dilihat pada saat Kopassus berada di bawah kepemimpinan Mayjend Doni Monardo.
Selain itu, humanisnya Kopassus saat ini menurut Nuning dikarenakan perang tradisional sudah tidak ada lagi.
Perang atau ancaman yang kerap terjadi saat ini adalah perang cyber dan perang proxy yang menjadi dominan dan gangguan faktual.
"Era perang tradisional yang mengandalkan otot bisa dikatakan hampir tak ada lagi," tutur Nuning di Jakarta, Sabtu (18/4/2015).
Nuning menambahkan, Kopassus saat ini juga dinilai harus lebih piawai dalam melaksanakan operasi Sandi Yudha yang bersifat preemptif atau penangkalan dan cipta kondisi.
Pasalnya menurut Nuning, misi dan tugas Kopassus bersifat rahasia dan mayoritas kegiatannya tidak pernah diketahui secara menyeluruh.
"Saat ini Kopassus tak punya musuh, musuhnya adalah musuh negara," tukasnya.
Kopassus didirikan pada 16 April 1952, saat itu bernama Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT).
Nama Kolonel A. E. Kawilarang tak bisa dilepaskan dari satuan elit TNI AD ini, karena dia lah pendiri dari cikal bakal Kopassus. Sebelumnya, Kopassus pernah bernama Kopassandha alias Komando Pasukan Sandi Yudha.
Setiap tanggal 16 April biasanya diperingati sebagai HUT Kopassus, namun tahun ini seiring adanya Peringatan dan Konferensi Tingkat Tinggi KAA, Kopassus memilih tanggal 29 April sebagai perayaan hari ulang tahunnya.