BISNIS.COM, Jakarta- Yayasan LIA siap bersaing dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dengan peningkatan kualitas pendidikan dan perluasan wilayah, di antaranya di wilayah Timur Indonesia untuk kemahiran bahasa asing.
Ketua Pengurus Yayasan LIA Hendardji Soepandji mengatakan kompetisi sumber sumber daya akan semakin ketat menjelang berlakunya MEA pada akhir 2015. Oleh karena itu, paparnya, penguasaan bahasa asing, salah satunya adalah bahasa Inggris, menjadi prasyarat utama.
"LIA sebagai lembaga pendidikan yang utamanya adalah bahasa mempunyai posisi strategis untuk berperan menghadapi MEA," kata Hendardji dalam sambutannya pada acara Temu Media, Kamis, (16/4/2015).
Peningkatan kualitas lainnya, sambung dia, juga melalui penguatan gerai dan perluasan wilayah ke Indonesia bagian Timur melalui kerja sama dengan pemerintah daerah setempat, di antaranya adalah Maluku dan Sulawesi Utara. Dia mengatakan pembukaan jaringan ke wilayah itu merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sumber daya manusia di sana.
Selain itu, LIA juga akan mengadakan konferensi internasional soal Pengajaran Bahasa Inggris pada Abad 21 yang akan berlangsung di Yogyakarta pada 29 April-1 Mei. Rencananya, peserta dan pembicara akan diikuti oleh pihak dari negara-negara Asean lainnya.
Hendardji juga menuturkan bekerja sama dengan media di masa mendatang akan membuat sinergi yang lebih baik dalam rangka pendidikan yang berkualitas. Yayasan LIA sendiri sudah berusia 56 tahun dan memperoleh sejumlah penghargaan media, di antaranya adalah Word of Mouth Marketing dari Majalah SWA serta Top Brand untuk English for Children pada 2014 dan 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
