Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPN XI Mulai Cari Alternatif Pemasaran Baru

Setelah menorehkan kerugian bersih senilai Rp19,2 miliar, PTPN mencoba sederet strategi baru untuk memasarkan produk pabrik-pabrik mereka
Gula/abcnews.go.com
Gula/abcnews.go.com

Bisnis.com, SURABAYA—Setelah menorehkan kerugian bersih senilai Rp192,5 miliar pada 2014, PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) mencoba sederet strategi baru untuk memasarkan gula kristal putih produksi pabrik-pabrik mereka selain melalui jalur lelang.

Adapun, cara yang akan dirintis tahun ini adalah mencoba memasarkan gula kristal putih (GKP) langsung ke industri makanan dan minuman (mamin) untuk skala besar, membuka depo di Indonesia Timur untuk skala menengah, dan menyasar ritel untuk skala keci.

“Citra PTPN XI yang hanya bisa menjual melalui lelang sudah saatnya dibangun ulang dengan membentuk brand image. Kami sudah punya merek ‘Gupalas’, tapi belum optimal membangun brand,” jelas Direktur SDM PTPN XI M. Cholidi kepada Bisnis baru-baru ini.

Selama ini, BUMN pergulaan yang memiliki 16 pabrik gula (PG) itu mengandalkan harga jual yang tinggi dari gula premium produksi PG Semboro di Jember. Ke depannya, PG lain seperti Asembagus dan Pradjekan diharapkan dapat merebut sebagian kecil dari pangsa ritel.

“Bisa masuk dan merebut 10% dari [pangsa] pasar itu sudah bagus. Kami sudah benar-benar mulai membidik segmen ini, karena [BUMN pergulaan lain] sudah mulai bergerak ke [pasar ritel],” imbuh Cholidi, yang direktoratnya juga membawahi Divisi Pemasaran.

Kepala Divisi Pemasaran PTPN XI Anang Toyum mengungkapkan selama ini segmen ritel yang dibidik perusahaannya melalui brand Gupalas hanya berkapasitas 2.000-3.000 ton. Namun, selisih harganya bisa mencapai Rp500-Rp600/kg dibanding harga lelang.

Sebagai gambaran, jika rerata GKP yang diproduksi PG Semboro, PG Asembagus, dan PG Djatiroto masing-masing adalah 100.000 ton, dengan selisih harga hanya Rp300/kg saja, keuntungan yang ditorehkan perusahaan bisa mencapai Rp30 miliar.

“Gula itu margin labanya kecil, tapi kuantitasnya besar. Makanya, pedagang gula berani melepas ke pasar dengan selisih hanya Rp100/kg, tetapi jumlahnya 5.000 ton. Itu strategi untuk masuk ke pasar ritel,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper