Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONGRES PDIP: Kader Nilai Revolusi Mental Baru Slogan

Sebelum seluruh hasil kongres terbentuk dan diketahui publik, muncul kritik dari kader PDI Perjuangan di daerah soal revolusi mental yang terkesan masih hanya menjadi slogan.
Persiapan jelang Kongres PDIK 8-12 April 2015 di Sanur, Bali./Antara-Moch Asim
Persiapan jelang Kongres PDIK 8-12 April 2015 di Sanur, Bali./Antara-Moch Asim

Kabar24.com, JAKARTA -- Hari ini, Kamis (9/4/2015) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan secara resmi menyelenggarakan kongres di Pulau Bali.

Hasil akhir dari kongres yang akan mengukuhkan Megawati Soekarnoputri kembali menjadi ketua umum itu belum diketahui seluruhnya, mengingat kongres yang sebenarnya dimulai tanggal 8 April itu baru akan usai pada 12 April 2015.

Sebelum seluruh hasil kongres terbentuk dan diketahui publik, muncul kritik dari kader PDI Perjuangan di daerah soal revolusi mental yang terkesan masih hanya menjadi slogan.

Kader PDI Perjuangan dari Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Djibton Tamudia menilai, revolusi mental yang didengung-dengungkan sejak kampanye pilpres hingga saat ini baru sebatas slogan, belum nampak dalam aksi nyata.

"Masih terbungkus tampak indah, bagus kedengaran tapi belum terlihat penerapan apa yang disebut revolusi mental itu," kata Tamudia, Ketua DPC PDIP Sitaro, Rabu (8/4/2015).

PDI Perjuangan sebagai partai yang memerintah (the rulling party), kata Tamudia perlu mengingatkan dan turut serta menjabarkan Revolusi Mental dalam bentuk program dan aksi nyata. Tentu harus didahului dengan sosialisasi hingga tingkatan terendah.

Tidak hanya revolusi mental, Tamudia juga menyorot visi Trisakti juga program Nawa Cita yang diusung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang penerapannya mulai melenceng dari harapan rakyat.

"Perpres tentang tunjangan pengadaan mobil pejabat negara adalah contoh nyata. Kalau tidak diributkan mungkin tetap jalan, tidak dicabut. Belum lagi kebijakan naik-turun harga BBM yang menimbulkan ketidakpastian," katanya.

Dia mengingatkan pemerintah untuk peka terhadap tanggapan publik yang mulai negatif atas berbagai kebijakan.

Hal ini akan semakin meluas jika tidak dibenahi dan mengikis kepercayaan publik.

"Rakyat mudah menaruh percaya dan menggantungkan harapannya, tapi juga akan sangat mudah menarik kembali dan tidak canggung memberi penghukuman politik di pemilu berikutnya," kata Tamudia.

Menurutnya, Kongres PDIP di Bali harus dijadikan momentum strategis untuk memberi dorongan kepada pemerintah agar segera menjabarkan revolusi mental, tri sakti dan nawa cita dalam tindakan nyata. Agar rakyat merasakan dan mendapatkan manfaatnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper