Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Evaluasi Menteri Jokowi: Pratikno Belum Dengar Ada Reshuffle

Presiden Joko Widodo sering menggelar rapat terbatas tentang isu tertentu di Kantor Presiden. Dalam rapat itu Jokowi mengevaluasi secara langsung kinerja menteri terkait.
Para Menteri Kabinet Kerja bersama pendamping saat berfoto bersama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla beserta istri, Senin (27/10/2014)./Antara-Widodo S. Jusuf
Para Menteri Kabinet Kerja bersama pendamping saat berfoto bersama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla beserta istri, Senin (27/10/2014)./Antara-Widodo S. Jusuf

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo sering menggelar rapat terbatas tentang isu tertentu di Kantor Presiden.

Dalam rapat itu Jokowi mengevaluasi secara langsung kinerja menteri terkait.

Apakah evaluasi yang dilakukan Presiden tersebut berujung pada reshuffle menteri Kabinet Kerja seperti isu yang belakangan ini berembus?

Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengaku belum mendengar adanya pergantian posisi menteri setelah pemerintahan Jokowi berjalan satu semester.

"Saya belum mendengar itu," kata Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (8/4/2015).

Evaluasi kinerja menteri yang dilakukan Presiden lewat forum rapat terbatas terkadang masuk dalam isu yang lebih detil agar kinerja pembantunya lebih baik.

Tetapi sejauh ini bekas Rektor UGM itu tidak mendengar diskusi yang menyatakan bakal merombak susunan kabinet. "Tidak ada diskusi itu sama sekali," jelasnya.

Masih hangat soal pembatalan Perpres No 39/2015 tentang tunjangan uang muka pejabat negara oleh Jokowi dinilai karena buruknya administrasi.

Bahkan, Presiden menyalahkan para administratornya yakni Seskab dan Menteri Keuangan tidak teliti dalam menyikapi usulan Perpres.

Pratikno mengakui saat penyusunan perpres, dinamika lapangan lebih cepat dibandingkan teks yang disiapkan.

Teks perpres disiapkan ketika kondisi ekonomi global masih stabil dan diteken oleh presiden ketika ekonomi memburuk.

"Jadi itu kaitannya hanya masalah teks yang sudah disiapkan lama. Ada proses yang cukup panjang dilalui dan teks itu perlu adjustment," jelasnya.

Meski terjadi demikian, pihak Istana tidak memberikan sanksi atas kesalahan tersebut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper