Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Jokowi Dicecar di Rapat Konsultasi DPR

Kubu oposisi mencecar pemerintah untuk menjelaskan ketidakonsistenan kebijakan harga bahan bakar minyak yang menyebabkan kondisi ekonomi tak menentu.
Lavinda
Lavinda - Bisnis.com 06 April 2015  |  21:20 WIB
Jokowi Dicecar di Rapat Konsultasi DPR
Presiden Jokowi (kanan) didampingi Menko PMK Puan Maharani (kiri) dan Mendagri Tjahjo Kumolo memberikan keterangan usai rapat konsultasi dengan DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (6/4). - Antara/Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA—Kubu oposisi mencecar pemerintah untuk menjelaskan ketidakonsistenan kebijakan harga bahan bakar minyak yang menyebabkan kondisi ekonomi tak menentu.

Kesempatan itu digunakan dalam rapat konsultasi antara anggota dewan perwakilan rakyat (DPR) dan Presiden Joko Widodo, Senin (6/4/2015).

Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Ahmad Muzani mengatakan pihaknya banyak bertanya terkait penaikan dan penurunan harga BBM yang terjadi berulang kali.

“Ekonomi jadi tidak menentu, beban rakyat menjadi berat, harga naik tidak karuan, daya beli masyarakat kacau balau. Semua kami sampaikan kepada presiden,”ujarnya.

Dia mengesankan agenda rapat konsultasi itu sebagai pertemuan antara legislatif dan eksekutif yang cukup baik dan produktif.

Dalam rapat tersebut, lanjutnya, presiden memperhatikan masukan fraksi dan mengaku akan memperhatikan situasi ekonomi yang sedang terjadi.

“Tadi juga beliau [Jokowi] mengatakan serapan anggaran sudah mulai bagus, investasi bagus, mungkin akan ada penguatan rupiah yang diharapkan bisa mendorong penguatan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kenaikan harga bbm
Editor : Bastanul Siregar

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top