Kabar24.com, JAKARTA--- Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Aceh mendesak kepolisian untuk mengungkap motif kriminalitas bersenjata api yang marak terjadi di Aceh belakangan ini.
Koordinator Kontras Aceh Hendra Saputra mengatakan tingginya angka kriminalitas bersenjata api di pantai timur yang terjadi pada 2 bulan terakhir ini menunjukkan aparat penegak hukum belum mampu mengungkap dalang dan motifnya.
Penculikan yang menyebabkan 2 anggota TNI tewas diharapkan tidak membuka ruang keterlibatan TNI dalam upaya penuntasan kasus kriminal bersenjata api maupun upaya penegakan hukum dan kambtibmas, karena pemberantas kriminalitas murni merupakan tugas kepolisian.
Akibat dari peristiwa pembunuhan itu, masyarakat merasa tidak nyaman meski berada dalam situasi damai. Polisi masih bersiaga di sekitar Nisam Antara. Kontras menyebut perdamaian belum memberikan rasa aman seutuhnya kepada masyarakat karena meningkatnya kejahatan dan kriminalitas bersenjata api.
“Seharusnya polisi selaku penanggungjawab penuh terkait situasi keamanan di Aceh, bisa melakukan upaya pecegahan terjadinya tindakan kekerasan yang terjadi di masyarakat.
Kalau kondisi keamanan tidak stabil akan sangat mudah muncul kembali embrio konflik, maka penting untuk terus menjada perdamaian Aceh agar tidak terusik,” katanya dalam siaran pers yang dikutip pada Sabtu (28/3/2015.
Kontras juga meminta kepada pemerintah Aceh untuk tidak terlalu reaktif dalam menyikapi situasi keamanan di Aceh pada saat ini dengan tidak mengeluarkan pernyataan seperti “tangkap hidup atau mati pelaku”. Pemerintah justru diharapkan dapat membuat suasana sejuk.
Selain itu, Kontras meminta TNI untuk menari semua pasukan yang berada di Kecamatan Nisam untuk kembali ke barak.