Bisnis.com, JAKARTA – Politikus Golkar Poempida Hidayatulloh berpendapat bahwa keterlibatan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam mengambil sebuah keputusan kurang maksimal sehingga jalannya pemerintahan seperti terbata-bata.
Tanpa memberi penjelasan secara terperinci, ia memberi saran agar Presiden dan Wakil Presiden lebih solid dalam menjalankan pemerintahan. Begitu pula dengan para menteri yang telah diberi target sesuai bidang masing-masing untuk menjalankan tugasnya.
“Sekedar mengingatkan, pemerintahan yang baik dimulai dengan soliditas Presiden dan Wakil Presiden yang kemudian didukung oleh menteri-menteri yang loyal dan kapabel. Dan ini memang sesuai dengan Konstitusi,” katanya di Jakarta, Jumat (27/3/2015).
Kurangnya keterlibatan JK, lanjut Poempida, disinyalir ada ketakutan politis yang memungkinkan JK mendominasi Pemerintahan.
Menurutnya, JK sebagai seorang Negarawan yang selalu mengutamakan kepentingan Bangsa di atas lainnya dan memposisikan berbagai konteks kebijakan dan berani mengambil tanggung jawab.
“Peran JK akan sangat membantu Pemerintah untuk mencapai berbagai tujuannya. Dan jika Pemerintahan ini berhasil siapa yang diuntungkan? Tentu Presiden dan seluruh Partai Koalisi yang ada. Sehingga semuanya berpotensi dan mempunyai peluang lebih besar di 2019,” ujarnya.
Ketua Umum Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) tersebut menurutkan pengalaman JK dalam hal bisnis, politik dan pemerintahan sangat bermanfaat bagi jalannya roda pemerintahan. Tapi kenyataannya apakah benar kerjasama dua pemimpin Jokowi dengan JK benar-benar tidak solid?