Bisnis.com, JAKARTA— Ekspor Jepang menurun selama dua tahun terakhir akibat rendahnya permintaan atas barang modal, perubahan produksi luar negeri serta kurangnya daya saing. Namun masalah struktural itu mulai hilang, menurut pernyataan bank sentral Jepang.
Karena persoalan struktural tersebut bukan lagi menjadi faktor penting, maka ekspor diperkirakan akan naik dan mendapat dorongan baru dari pelemahan nilai yen akhir-akhir ini, menurut bank tersebut sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (26/3/2015).
Ekspor yang kuat sangat penting karena hal itu akan menjamin pekerja tetap bekerja selain mendukung belanja konsumen. Di samping itu ekspor yang kuat akan mendukung program BOJ untuk mencapai target inflasi 2%.
“Nilai tukar yen melemah 17% atas dolar AS selama dua tahun terakhir, namun ekspor mulai menunjukkan isyarat perbaikan dalam beberapa bulan terakhir,” menurut pernyataan itu.
Jepang dilaporkan cenderung mengekspor barang modal, namun ekspor tersebut turun setelah krisis keuangan akibat banyak perusahaan memangkas belanja modal, menurut laporan itu.
Perubahan membutuhkan waktu yang lebih lama dari perkiraan akibat banyak pasar negara berkembang seperti China mengalami kapasitas produksi yang berlebih, menurut bank tersebut.