Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

WAKETUM PBNU: Ini 3 Hal yang Harus Diluruskan dari ISIS

ISIS yang sedang menjadi isu global merupakan kelanjutan dari organisasi garis keras Al-Qaeda. Pengaruh paham radikal Al-Qaeda maupun ISIS yang sudah menjalar sekelompok warga bangsa perlu diluruskan terutama terkait tiga hal.
Fatkhul Maskur
Fatkhul Maskur - Bisnis.com 23 Maret 2015  |  06:00 WIB
WAKETUM PBNU: Ini 3 Hal yang Harus Diluruskan dari ISIS
Wakil Ketua PBNU As'ad Said Ali. - nu.or.id

Kabar24.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali mengungkapkan ISIS yang sedang menjadi isu global merupakan kelanjutan dari organisasi garis keras Al-Qaeda. Dikatakannya, pengaruh paham radikal Al-Qaeda maupun ISIS yang sudah menjalar sekelompok warga bangsa perlu diluruskan terutama terkait tiga hal.

“Tiga hal yang harus diluruskan adalah tentang faham khilafah Islamiyah, jihad, dan pengkafiran,” katanya di Jakarta, Sabtu (21/3/2015).

Pertama, soal khilafah Islamiyah. Menurut As’ad, baik Al Qaeda maupun ISIS menganggap khilafah Islamiyah sebagai satu-satunya sistem politik Islam, sedang sistem selain itu dianggap kafir.

“Bedanya, Al Qaeda masih dalam bentuk wacana, sedangkan ISIS sudah memproklamirkan khilafah,” kata As'ad, yang akhir tahun lalu meluncurkan buku Al Qaeda: Kajian Sosial Politik, Ideologi dan Sepak Terjangnya.

Adapun bagi NU, khilafah Islamiyah bukanlah suatu sistem politik atau model negara, tetapi sebagai konsep kepemimpinan, seperti dalam Al-Qur’an Surah Al Baqarah Ayat 30.

“Nahdlatul Ulama dan para ulama pendiri dari ormas lain seperti Muhamadiyah, Sarikat Islam, dan kaum nasionalis lainnya telah menyepakati sistem politik yang didasarkan pada Pancasila sebagai ijtihad bersama, sehingga tidak memerlukan sistem politik lain,” tambahnya.

Kedua, tentang jihad. Al Qaeda dan ISIS mengartikan jihad dalam arti sempit yaitu hanya perang atau kekerasan. Sedang jihad dalam arti persuasif, pendidikan, dakwah dan kegiatan-kegiatan sosial lain dianggap bukan bagian dari jihad. Pandangan tersebut berbeda secara diametral dengan pandangan mayoritas ulama yang beranggapan bahwa jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu.

“Jihad dalam artian perang hanyalah sebagai jenis jihad. Bagi ulama NU, jihad tentu saja tidak bermakna sempit qital (perang), tetapi berarti luas termasuk membangun perdamaian dan ketertiban sebagai landasan peradaban dunia,” katanya.

Ketiga, takfiri atau pengkafiran. Al Qaeda dan ISIS berkeyakinan golongan di luar mereka adalah kafir. Artinya, mayoritas umat Islam lainnya adalah kafir. Menurut Al Qaeda dan ISIS, orang kafir tersebut wajib diperangi (dibunuh), kecuali bersedia membayar upeti (jizya).

“Sementara mayoritas ulama berpendapat sebaliknya. Para ulama menganggap bahwa pengkafiran terhadap sesama muslim berarti menghilangkan pluralitas/ perbedaaan yang sudah menjadi kodrat manusia,” pungkasnya. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

pbnu ISIS

Sumber : nu.or.id

Editor : Fatkhul Maskur

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top