Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menyampaikan ungkapan belasungkawa atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Australia, Malcolm Fraser di Sydney, Jumat (20/3/2015) waktu setempat.
Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan rasa duka cita mendalam pada negarawan kenamaan Australia yang meninggal di usia 84 tersebut.
“Kami mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan dan rakyat Australia diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi suasana kedukaan pada saat ini,” ungkap Kemlu melalui siaran pers yang dirilis Jumat (20/3/2015) malam.
Kemlu menyampaikan Fraser merupakan tokoh negarawan yang telah menjadi suri teladan nilai nilai multiteralisme, demokrasi dan keseteraan dalam sejarah. Frase juga dikenang atas dukungannya terhadap ASEAN untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Fraser merupakan perdana menteri ke-22 yang memimpin Negeri Kanguru selama 1975-1983. Pesam terakhir Fraser yang sempat dimuat di sejumlah media massa Australia yang diucapkannya pada Rabu lalu yaitu permintaannya agar Australia memperkuat hubungan dengan China.
Adapun, wafatnya Fraser hanya berselang lima bulan dari meninggalnya gough Whitlam, perdana menteri ke-21 Australia atau yang menjabat sebelum Fraser.
“Ini akhir dari perjuangan dua tokoh berpengaruh yang telah berperan dalam pembangunan generasi penerus Australia,” kata Kepala Departemen Keuangan Australia, Joe Hockey.