Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buikaff Tolak ISIS di Indonesia

Ratusan massa yang tergabung dalam Barisan Umat Islam Kaffah (Buikaff) menggelar aksi damai tolak keberadaan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia dengan membakar bendera kelompok radikal tersebut.
Ilustras - ISIS/Antara
Ilustras - ISIS/Antara
Bisnis.com, JAKARTA - Ratusan massa yang tergabung dalam Barisan Umat Islam Kaffah (Buikaff) menggelar aksi damai tolak keberadaan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia dengan membakar bendera kelompok radikal tersebut.

Ketua Umum Buikaff Syarief Hidayatullah sangat prihatin atas berkembangnya paham ISIS yang mengatasnamakan Islam tapi justru melakukan penyiksaan dan pembunuhan anak-anak.

"Kami berikrar secara tegas menolak keberadaan paham ISIS di Indonesia. Gerakan ISIS merupakan gerakan radikal yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila dan UUD 1945," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/3/2015)
 
Pada siang tadi, massa Buikaff secara simbolik membakar bendera ISIS sebagai wujud penolakan keras keberadaan ISIS di Indonesia.
 
Buikaff menganggap ISIS bukanlah suara umat Islam Indonesia dan berpontensi memecah belah persatuan, sehingga diharapkan masyarakat ikut serta untuk menolak kehadiran paham tersebut di daerahnya masing-masing.
 
"Keberadaan ISIS menjadi ancaman nyata bagi persatuan dan kesatuan bangsa di Indonesia, sehingga perlu sikap tegas pemerintah. NKRI adalah harga mati dan menolak ISIS adalah komitmen bersama dari seluruh masyarakat Indonesia," ucap Syarief.

Oleh karena itu, lanjutnya, Buikaff akan segera melakukan langkah-langkah konkret, terencana, dan berkoordinasi dengan aparatur keamanan, guna mewaspadai berkembangnya paham-paham yang dapat mengakibatkan terganggunya integritas nasional itu.
 
Kamuflase keberangkatan WNI ke Suriah dan Irak melalui perjalanan umrah dan wisata juga perlu diwaspadai oleh masyarakat.

"Buikaff meminta seluruh umat Islam yang ada di Indonesia untuk secara cermat membantu aparat keamanan dengan memberikan informasi apabila terdapat kegiatan yang mencurigakan, termasuk kegiatan yang memakai cover ibadah," ujarnya.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper