Bisnis.com, PEKANBARU--Penculikan yang berujung kepada kematian seorang petani di Desa Lubuk Mandarsah, Kabupaten Tebo Jambi menuai kecaman dari berbagai pihak diantaranya Serikat Petani Indonesia (SPI) dan Greenpeace.
Indra Kailani (23) yang merupakan anggota Serikat Petani Tebo (SPT) Jambi, ditemukan tewas mengenaskan dengan tangan terikat dan badan penuh luka memar setelah 17 jam hilang, pada Sabtu (28/2). Indra tewas setelah dikeroyok tujuh anggota keamanan PT Wira Karya Sakti, anak usaha Asia Pulp and Paper (APP), sejak Jumat (27/2).
Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menilai, perusahaaan sudah melanggar hak hidup, hak berserikat, dan mengeluarkan pendapat.
“Apapun alasannya, tindakan kekerasan tidak dibenarkan. Apalagi sampai jatuh korban jiwa,” kata Henry Saragih dalam pernyataan tertulis, Rabu (3/3).
Hendry menduga, kasus ini terkait dengan konflik agraria antara petani dan PT WKS yang sudah terjadi menahun di Kabupaten Tebo. Sejak 2007, terjadi ketegangan antara warga Tebo dengan PT WKS terkait ekspansi lahan perkebunan mereka.
Adapun, Kepala Kampanye Greenpeace Global Indonesia Bustar Maitar mengatakan, kejadian ini sangat serius, hingga proses resolusi konflik harus menjadi prioritas bagi APP. “Tak hanya terkait kasus ini, resolusi konflik harus dikedepankan di seluruh wilayah operasi perusahaan untuk memperoleh keadilan,” katanya.
Bustar memastikan, Greenpeace akan menarik diri dalam setiap keterlibatan dengan APP dan fokus untuk mendorong penyelesaian kasus ini. “Setelah investigasi menyeluruh dan adil, baik langsung maupun tidak langsung, semua yang bertanggung jawab atas kematian Indra, termasuk sekuriti perusahaan dan APP, harus bertanggung jawab secara hukum, " kata Bustar.
Menurut Bustar APP harus mengadakan sebuah investigasi menyeluruh terhadap prosedur keamanan dan jasa keamanan dari pihak ketiga. “Kami berharap perusahaan terbuka dalam mengatasi masalah ini,”kata Bustar.
Sementara itu, seperti dikutip kantor berita Antara, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi mendesak kepolisian segera menangkap pelaku pembunuhan Indra Pelani dan memrosesnya hingga tuntas.
Nauli, dalam jumpa pers nya di Kantor Walhi Jambi, juga mengatakan sangat prihatin atas kejadian sadis dan biadab yang dilakukan oleh petugas keamanan perusahaan.
Walhi Jambi menilai dalam kasus ini dikategorikan pembunuhan berencana dan tidak ada toleransi dalam mengungkap kasus itu agar diselesaikan secara hukum dan benar-benar yang seadil-adilnya.
"Kasus ini merupakan bentuk kejahatan yang luar biasa dan kami Walhi Jambi minta Komnas HAM agar turun ke Jambi mengusut kasus itu."