Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Revitalisasi Museum dan Cagar Budaya : Kemdikbud Kucurkan Dana Rp143 Miliar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Kemdikbud) tahun ini menganggarkan dana hingga Rp 143 milliar untuk program revitalisasi museum dan cagar budaya di Indonesia.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA-- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Kemdikbud) tahun ini menganggarkan dana hingga Rp 143 milliar untuk program revitalisasi museum dan cagar budaya di Indonesia. Dana tersebut rencananya akan digunakan selain untuk pembangunan museum modern, juga untuk revitalisasi museum-museum daerah guna meningkatkan kualitasnya. 

 Menurut Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Harry Widiyanto, dana tahun ini sedikit lebih banyak dari anggaran tahun lalu yang hanya mencapai Rp109 milliar, namun tidak lebih banyak dari anggaran 2013 yang mencapai Rp146,5 milliar. Setiap tahun anggaran untuk pelestarian cagar budaya dan permuseuman fluktuatif, bergantung kebijakan presiden.

“Kami ingin menghilangkan kesan tentang museum yang “mengerikan”, sebagai tumpukan barang kuno, pengap, dan remang-remang. Kami ingin membangun museum yang menyenangkan, dinamis dan modern,” ujarnya.

Oleh karena itu, tambah dia, setiap tahun direktorat pelestarian cagar budaya dan permuseuman Kemdikbud  memiliki dua program unggulan. Pertama, pembangunan museum baru yang bersifat modern. Kedua, revitalisasi museum-museum yang telah ada.

 Selain itu, pihaknya juga tengah menjalankan proses standarisasi seluruh museum di Indonesia. Nantinya, setiap museum akan memiliki nilai A, B, C D sesuai kualitasnya, mirip dengan proses akreditasi pada sekolah. Standarisasi ini akan membantu Kemdikbud membuat skala prioritas dalam memberikan dana bantuan revitalisasi museum.

“ Kami tidak bisa memuaskan semua pihak karena dana dana yang terbatas. Kebijakan kami sekarang mendorong peningkatan kualitas museum yang tematis, artinya memiliki tema khusus,” ujarnya.

Menurutnya, museum yang memiliki tema khusus lebih potensial untuk dikembangkan. Pada tahun ini, sebanyak 15 museum tematis di Indonesia sudah termasuk ke dalam rencana kegiatan pemberian dana revitalisasi museum.

Musem-museum tersebut antara lain Situs Pekabaran Injil Mansinam Manokwari, Museum Noken Jayapura, Musem Situs Kepurbakalaan Banten Lama, Museum Kepresidenan Balai Kirti Bogor, Museum Tino Sidin Jogjakarta, Museum Prov.Banten, Museum Kota Makassar, Museum Banggai Sulawesi Tengah, Museum Adityawarman Padang, Museum Sulawesi Tengah, Museum Siwalima Maluku, Museum Perjuangan Jambi, Museum Panglima Besar Sudirman Purwokerto, Museum Nusa Tenggara Timur, dan Museum Virtual. Besaran dana bantuan revitalisasi yang diberikan pada setiap museum berbeda-beda, mulai dari Rp750 juta hingga Rp3 milliar.

Di sisi lain, pemerintah juga berencana membangun 15 museum baru . Museum-museum tersebut adalah Museum Islam Nusantara  Jombang, Museum Situs Semedo Tegal, Museum Situs Gua Harimau Sumatera Selatan, Museum Perang Dunia Kedua dan Trikora Jakarta, Museum Batik, Museum Maritim, Museum Song Terus Pacitan, Museum Situs Candi Prambanan dan Ratu Boko, Museum Dongeng Nusantara, Museum Musik, Museum PDRI, Museum Kerinci, Museum Subak Gianyar, Museum Coelacanth Ark Manado, dan Museum Keris.

Kemdikbud sendiri hingga kini mengelola langsung enam museum, lima di antaranya terdapat di Jakarta, sedangkan sisanya di Jogjakarta. Keenam museum tersebut adalah Museum Nasional, Museum Naskah Proklamasi, Museum Sumpah Pemuda, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Basuki Abdullah dan Museum Benteng Vredeburg.

 Dari keenam museum tersebut, Museum Nasional tercatat sebagai museum dengan jumlah pengunjung terbanyak se-Indonesia, dengan jumlah kunjungan mencapai 1.143.059 kunjungan pada 2014. Jumlah tersebut adalah 9% dari total pengunjung seluruh museum di Indonesia pada 2014 yang berjumlah 11.933.520 orang.

“Saya belum begitu puas kalau lihat statistika pengunjung yang banyak itu karena siswa studi tur sekolah, karena itu kuantitasnya saja yang banyak. Saya baru berbahagia kalau kebanyakan pengunjung museum itu kebanyakan dari keluarga, masyarakat umum, yang memang datang museum atas kesadarannya sendiri,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Deandra Syarizka

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper