Kabar24.com, JAKARTA - Partai Golkar menolak tawaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk duduk di kabinet pasca perombakan Kabinet Kerja.
Politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengatakan alasan penolakan Golkar karena posisi menteri tidak menguntungkan bagi Golkar.
"Kami akan tetap berada di luar pemerintahan. Kami memilih fokus menyiapkan dan menaikkan elektabilitas partai di momen 2019," katanya Ahad (22/2/2015).
Bambang menceritakan pekan lalu Jokowi menawarkan jatah kursi menteri kepada tiga petinggi partai yang tergabung dalam koalisi merah putih. Tawaran itu disampaikan kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Jokowi juga menawarkan kepada Partai Gerindra melalui Ketua Umum Prabowo Subianto. "Belum tahu untuk posisi apa. Yang saya tahu, semuanya menolak. Golkar pun tidak tertarik," ujarnya.
Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat itu menerangkan penawaran kursi menteri dilakukan lantaran Jokowi akan me-reshuffle kabinetnya. Namun, Bambang belum tahu pasti menteri apa yang akan dicopot atau digantikan. "Kalau itu tanya ke Pak Jokowi, dong," tuturnya.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto mengaku tak tahu-menahu soal perombakan Kabinet Kerja Presiden Jokowi. Bambang malah meminta agar menanyakan kepada mereka yang telah ditawari masuk ke dalam pemerintahan oleh Jokowi.
"Kalau pemilihan menteri memang kewenangan penuh Presiden. Kami belum mendengar kabar itu," katanya.
Sebelumnya, Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan Presiden Jokowi dikabarkan tengah mempersiapkan perombakan Kabinet Kerja.
Perombakan ini dilakukan sebagai kompromi politik dan sarana untuk memfasilitasi kepentingan koalisi pendukung Jokowi setelah Budi Gunawan batal dilantik menjadi Kepala Kepolisian RI.