Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebijakan Moneter Jepang Dilonggarkan, Negara G20 Dinilai Tidak Berdampak

Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda menyatakan negara-negara G20 tidak mempersoalkan kebijakan moneter ultra-longgar yang diimplementasikan Jepang yang berdampak langsung pada perlemahan nilai tukar yen.
Negara Jepang/socialtalent.co
Negara Jepang/socialtalent.co

Bisnis.com, ISTANBUL – Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda menyatakan negara-negara G20 tidak mempersoalkan kebijakan moneter ultra-longgar yang diimplementasikan Jepang yang berdampak langsung pada perlemahan nilai tukar yen.

Sesaat setelah menghadiri pertemuan G20 di Istanbul pada 9-10 Februari lalu, Kuroda menyampaikan negara-negara dunia telah memahami pelonggaran moneter yang diterapkan Jepang bukan hanya untuk mengerek kinerja ekonomi domestik, tetapi juga pertumbuhan ekonomi global.

“Dengan implementasi pelonggaran moneter, Jepang akan memberi kontribusi positif tidak hanya pada perekonomian domestik tetapi juga dunia karena dengan kebijakan tersebut kami akan mengakhiri deflasi dan mencapai stabilitas harga,” ungkap Kuroda di Istanbul seperti dilansir Bloomberg, Rabu (11/2/2015).

Dalam pertemuan G20 kali ini, otoritas fiskal dan moneter membahas sejumlah isu penting perekonomian global seperti perang kurs, krisis Eropa, dan penurunan harga minyak dunia. Perang kurs menjadi perhatian karena dinilai mengganggu kinerja ekspor negara lain.

Kuroda menegaskan dia tidak mendapat kritik sama sekali dari rekan-rekan G20, bahkan Amerika Serikat yang vokal menyuarakan penghentian perang kurs pun menilai pelonggaran moneter Jepang tidak termasuk yang harus diwaspadai.

Saat pertemuan, Menteri Keuangan AS Jacob J Lew menyampaikan pelonggaran moneter yang saat ini ditempuh bank sentral sejumlah negara untuk menggenjot ekspornya akan berbalik mengganggu ekspor AS, seiring penguatan dolar yang terus terjadi menjelang akhir quantitative easing.

Lew bersikeras negara-negara anggota G20 jangan sampai melemahkan nilai tukar untuk menggenjot ekspor dan memacu pertumbuhan ekonomi. “Namun perlemahan yen Jepang bukan sesuatu yang tidak adil,” kata Lew.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper