Kabar24.com, KUALA LUMPUR - Pemerintah Indonesia akan mengadopsi penataan kampung air di sungai Brunei yang berada di wilayah Ibu Kota Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam.
Presiden Joko Widodo mengatakan setelah melihat dan mengunjungi kampung air, ada beberapa poin yang bisa dipetik pemerintah untuk diimplementasikan di tanah air.
"Pertama kampung nelayan bisa diperbaiki kalau kita punya niat, contohnya kampung nelayan yang tertata baik, masyarakatnya juga bisa merawat," katanya di Museum The Royal Regalia Building, Bandar Seri Begawan, Sabtu (7/2/2015).
Ia mengatakan bakal membuat kampung nelayan seperti Brunei pada tahap awal sekitar 5 kampung. Namun presiden belum menentukan lokasinya apakah di Jakarta atau wilayah lain di Indonesia.
"Nanti kita buat kampung satu, dua, tiga, empat, lima kayak tadi," jelasnya.
Implementasi kampung air di Indonesia sangat mungkin dilakukan karena semua negara bisa dilakukan. Hanya tinggal niat yang bersangkutan untuk menjaga agar permukiman terjaga bersih dan terawat.
Ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta, Jokowi menggulirkan program kampung deret sebagai upaya menata permukiman kumuh di Ibu Kota menjadi permukiman bersih dan rapi. Konsep kampung nelayan seperti kampung deret.
"Ya bentuknya sama tapi jangan menghilangkan karakter bangunan nelayan, kalau di atas air terus dibawa ke darat itu yang keliru. Setiap lokasi beda-beda tapi kalau kampung nelayan harus tetap di atas air," ujarnya.
Water Village di Brunei sangat bersih dan rapi meskipun berada di atas air berarus deras. Masyarakta setempat bisa memarkirkan kapal yang dimilikinya karena ada ruang antara permukaan air dan lantai.