Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejarawan Inggris Peter Carey: Kembalikan 2 Prasasti Yang Dibawa Raffles

Peter Carey menuntut agar pemerintah Indonesia berupaya mencari dan mengembalikan berbagai benda sejarah yang dibawa ke luar negeri. Di antaranya adalah Prasasti Sangguran dari wangsa Syailendra dan Prasasti Pucangan warisan Raja Airlangga.
Peter Carey/ui.ac.id
Peter Carey/ui.ac.id

Bisnis.com, JAKARTA - Selain menyampaikan pandangan kontroversial tentang Pangeran Diponegoro, sejarawan asal Inggris Peter Carey juga menyoal prasasti yang dibawa keluar negeri di masa pendudukan kilat Inggris terhadap Indonesia.

Peter Carey menuntut agar pemerintah Indonesia berupaya mencari dan mengembalikan berbagai benda sejarah yang dibawa ke luar negeri. Di antaranya adalah Prasasti Sangguran dari wangsa Syailendra dan Prasasti Pucangan warisan Raja Airlangga.

Kedua prasasti tersebut dibawa keluar dari Indonesia pada masa kepemimpinan Sir Thomas Stamford Raffles, untuk diberikan kepada Lord Minto (Gubernur Jenderal India semasa pejajahan Inggris) sebagai hadiah. Namun hingga kini keduanya belum kembali ke Indonesia.

Prasasti Sangguran saat ini masih dibawa oleh keluarga turunan Lord Minto, di perbatasan antara Inggris dan Skotlandia. Sementara Prasasti Pucangan, keberadaaanya saat ini ada di Museum Kakuta India.

“Saya ingin pemerintah usahakan kembalikan dua prasasti itu. Sebab di India, Prasasti Pucangan hanya dimasukkan ke gudang, dan dianggap tak berguna di sana. Kalau Prasasti Sangguran, saat ini disimpan keluarga turunan Lord Minto,” ujar Peter Carey kepada Bisnis, Sabtu (7/2/2015).

Peran serta dari pemerintah dianggap Peter Carey sangat penting. Pasalnya untuk perizinan pengembalian prasasti Sangguran, proses birokrasi antarnegara, antara India dan Indonesia dirasa akan lebih mudah.

Sementara untuk Prasasti Sangguran, beberapa pihak swasta asal Indonesia seperti Hashim Djojohadikusumo pernah mengusahakannya untuk membawa kembali ke Indonesia dengan menyediakan dana Rp3 miliar. Namun usaha tersebut dipersulit oleh keluarga turunan Lord Minto dengan meminta dana lebih besar.

“Jadi saya rasa pendekatan dari individu itu cukup sulit untuk pengembalian prasasti. Mereka pikir individu bisa dimainkan dengan harga tinggi. Pendekatan antarpemerintah saya rasa lebih efektif,” ujar Peter Carey.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper