Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KAWASAN INDUSTRI: Pengembangan di Jateng Mendesak

Pengembangan kawasan industri mendesak direalisasikan di Jawa Tengah guna menambah pasokan lahan industri bagi arus investasi yang diperkirakan terus meningkat.
Pembangunan kawasan industri. Pengembangan di Jateng mendesak/JIBI
Pembangunan kawasan industri. Pengembangan di Jateng mendesak/JIBI

Kabar24.com, SEMARANG—Pengembangan kawasan industri mendesak direalisasikan di Jawa Tengah guna menambah pasokan lahan industri bagi arus investasi yang diperkirakan terus meningkat.

Ketua Himpunan Kawasan Industri Jawa Tengah Mohammad Djajadi mengatakan permintaan akan lahan di kawasan industri (KI) masih tinggi dan akan terus meninggi dengan potensi pengembangan investasi yang ada. Namun, dia menyatakan pasokan lahan yang siap dimanfaatkan relatif masih kurang.

Karena itu, dia berharap pengembangan KI di Jawa Tengah dapat segera dilakukan.

“Permintan masih tinggi, tapi nampaknya ketersediaan kurang. Sesegera mungkin [direalisasikan], lebih cepat lebih baik,” ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (29/1/2015).

Djajadi menuturkan terhambatnya pengembangan dapat menyebabkan beralihnya para investor ke wilayah lain, seperti ke Jawa Timur dan wilayah di luar Jawa. Tidak tertutup kemungkinan, lanjutnya, para investor justru melirik KI di negara lain.

Dampak lainnya adalah berkembangnya lokasi produksi industri di luar KI. Fenomena itu, kata dia, sudah terjadi di Kabupaten Jepara dengan bertumbuhnya lokasi industri garmen.

Padahal, Undang-undang No.3/2014 tentang Perindustrian menyiratkan kewenangan masing-masing daerah untuk KI agar setiap pendirian pabrik atau investor baru bisa masuk ke dalam kawasan tersebut. Pendirian KI diarahkan mesti terpusat dan jauh dari kawasan perumahan.

Selain, itu pendirian pabrik di luar KI untuk jangka panjang akan merugikan kalangan pengusaha karena dalam proses perizinan kawasan berikat tidak boleh diperpanjang.

“Jika tidak segera memulai, investor yang sudah memulai bisa lari ke daerah lain. Bahkan, ke luar negeri.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper