Bisnis.com, BANGKOK - Penurunan output industri dan ekspor Thailand kian menekan bank sentral untuk segera melonggarkan kebijakan moneter negara itu.
Di sisi lain, Pemerintah Thailand beberapa bulan terakhir kerap mendesak pemangkasan suku bunga untuk menghindari Thailand dari ancaman deflasi.
Konsensus ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi output industri Negeri Gajah Putih akan kembali terkontraksi pada bulan ke-21, laju penurunan terpanjang sejak pemerintah mulai merilis statistik itu pada 2000. Adapun, data output industri akan dipublikasikan hari ini (29/1/2015).
“Jika output industri kian terkoreksi, ini merupakan panggilan bagi bank sentral untuk segera memangkas suku bunga. Apalagi inflasi Januari bergerak ke area negatif, ekspor lemah, dan baht Thailand konsisten terapresiasi,” ungkap ekonom Nomura Holdings, Euben Paracuelles di Bangkok, Rabu (28/1/2015).
Konsensus ekonom yang digalang Bloomberg merekomendasikan bank sentral memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 1,75%, mengingat belanja konsumen yang menjadi pendorong utama pertumbuhan masih lesu. Inflasi Januari negara itu berada di level 0,6%.
Beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Thailand Sommai Phasee meminta bank sentral untuk menetapkan biaya pinjaman yang lebih rendah, merujuk pada negara-negara tetangga yang juga melonggarkan kebijakan moneter bulan ini.