Kabar24.com, PEKANBARU--Dinas Perkebunan Provinsi Riau mulai mengembangkan 4.000 batang tanaman lada, sebagai salah satu program kerja di 2015.
Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulher mengatakan pemilihan tanaman lada untuk dikembangkan di wilayahnya, dilihat dari prospek komoditas ini yang cukup cerah di pasar lokal hingga global.
"Saat ini tanaman lada menduduki posisi tertinggi dari segi produktifitas dan harga di antara komoditas perkebunan lainnya," katanya, Senin (26/1/2015).
Untuk tahap awal, pihaknya mengembangkan 4.000 batang tanaman lada berumur 1,5 bulan yang dijadikan percontohan, lalu diamati perkembangannya dan hama apa yang mengancam tanaman itu.
Setelah program ini berjalan dengan baik, Disbun Riau akan mendorong petani lokal untuk mengembangkan tanaman ini seperti yang sudah berjalan di wilayah Bangka, Lampung dan sebagian besar Indonesia Timur.
Dia berharap dengan suksesnya pengembangan komoditas tanaman lada di Riau, dapat meningkatkan pendapatan petani lokal yang selama ini lebih memilih berkebun kelapa sawit.
Dengan harga jual saat ini di angka Rp120.000 hingga Rp200.000 per kilogram, hasil yang didapatkan petani lada dengan produksi sekitar 3,5 ton per tahun bisa mencapai Rp420 juta hingga Rp700 juta.
Hasil yang didapatkan ini, menurut Zulher tentu mengalahkan pendapatan komoditas kelapa sawit yang diperkirakan mencapai Rp180 juta per hektare per tahunnya.
Dia menambahkan keunggulan lain dari tanaman lada ini yaitu kebutuhan lahan untuk budidayanya tidak banyak, tentu akan menguntungkan petani yang memiliki keterbatasan lahan untuk dimanfaatkan.
Selain itu, karena tanaman ini termasuk jenis tanaman sela membuat masa tunggu jelang menghasilkan tidak terlalu lama karena setelah berumur tiga bulan, tanaman lada mulai menghasilkan. Lalu saat berumur satu tahun akan berproduksi normal.
"Beragam keunggulan inilah yang kami harapkan bisa diwujudkan di Riau sehingga memberikan peluang ekonomi baru bagi petani yang ada," katanya.