Bisnis.com, KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia menyatakan perekonomian negara mampu menghindar dari dampak negatif permelahan minyak dunia, mencapai target defisit fiskal, dan menjaga nilai tukar ringgit.
Oleh karena itu, Perdana Menteri Najib Razak mengungkapkan investor tidak perlu mengkhawatirkan situasi perekonomian negara tersebut. Dia menyampaikan Malaysia akan mampu menjaga target defisit anggaran sebesar 3,2% terhadap PDB dan pertumbuhan di kisaran 4,5%-5,5% tahun ini.
“Kami akan mengambil langkah preemptive merespons ketidakstabilan ekonomi global yang memang tidak bisa kita kendalikan. Kita memang harus menelaah ulang beberapa sumsi makro dan fiskal,” kata Najib dalam sebuah pertemuan di Kuala Lumpur, Selasa (20/1/2014).
Najib sebelumnya telah memangkas target pertumbuhan tahun ini dari 6% menjadi 4,5%-5,5% dan melebarkan target defisit fiskal menjadi 3,2% dari sebelumnya 3%. Najib tergerak mereview target pertumbuhannya, setelah perlemahan harga minyak dunia meningkatkan utang rumah tangga Negeri Jiran.
Data pemerintah terakhir juga menunjukkan keyakinan investor anjlok ke level terlemahnya sejak 2009. Kendati demikian, Najib menyampaikan negara belum membutuhkan stimulus moneter dan fiskal dan tidak akan mengalami eksodus modal.