Bisnis.com, Jakarta - Tugu merupakan satu tempat bersejarah di Jakarta Utara, terdiri dari dua kelurahan yaitu kelurahan Tugu Selatan dan Tugu Utara, dalam wilayah Kecamatan Koja.
Nama Tugu berasal dari sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang diperkirakan dibuat pada abad ke-5 Masehi.
Prasasti yang ditemukan di kampung Batutumbuh itu berbentuk bulat hampir menyerupai kerucut, sehingga baris-baris hurufnya ditulis melingkar, sebanyak 5 baris dengan huruf Palwa.
Prasasti itu bercerita tentang dibuatnya saluran air sepanjang 6.122 busur atau sekitar 11 kilometer, dalam waktu 21 hari.
Hal itu membuktikan bahwa pada abad ke-16 saluran air di pantai utara Jakarta sudah diperlukan pengairan, pertanian dan pengendalian banjir.
Zaenuddin HM, dalam bukunya berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” terbitan Ufuk Press pada Oktober 2012, setebal 377 halaman, menjelaskan Tugu mulai disebut-sebut pada 1661 yaitu tahun ditempatkannya 23 orang Kristen asal Benggala dan Koromandel.
Lima belas tahun kemudian jumlahnya meningkat menjadi 40-50 keluarga dan ditempatkan seorang guru di sana.
Setengah abad kemudian, tepatnya pada 1735 dibangun sebuah gereja dan tembok, yang pada 1740 dibakar oleh orang-orang China yang memberontak.
Dan pada 1744 dibangun lagi gereja baru atas biaya seorang pejabat VOC/Belanda bernama Justinus Vinck.
Prasasti Tugu itu sekarang disimpan di Museum Nasional, sedangkan replikanya bisa dilihat di Museum Sejarah Jakarta, di Taman Fatahillah.
Kini daerah Tugu masih eksis sebagai tempat permuiiiman warga. Namanya juga masih dikenal berkat kelompok kesenian Keroncong Tugu. Di sana sekarang setiap setahun sekali bahkan juga digelar Festival Tugu.