Kabar24.com, JAKARTA—Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta seluruh masyarakat tidak lengah terhadap ancaman bencana alam yang masih menghantui sebagian besar kawasan Tanah Air.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, mengatakan masyarakat harus tetap waspada menyusul bencana bencana geologi, khususnya gempa dan tsunami, bersifat mendadak.
“Bencana alam itu bisa kapan saja terjadi di daerah rawan,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (1/1/2015).
Menurutnya, ada 386 kabupate/kota dengan jumlah penduduk 157 juta jiwa yang ada di kawasan bahaya gempa.
Untuk tsunami ada 233 kabupaten/kota dengan penduduk 5 juta jiwa.
“Untuk itu jangan lengah, ancaman bisa terjadi kapan saja,” ujar Sutopo.
Sebagaimana diketahui, sesuai dengan data BNPB, selama 2014 terjadi bencana geologi yaitu gempa bumi, tsunami, dan erupsi gunung api hanya 1% atau 18 kejadian dari total 1.525 kejadian bencana.
“Sedangkan 99% adalah bencana hirometeorologi seperti puting beliung, banjir, longsor, karhutla, dan kekeringan,” tambah Sutopo.
Data itu merinci, erupsi gunung api tercatat ada lima kejadian yaitu erupsi Gunung Sinabung (13/9/2013 hingga sekarang), Gunung Kelud (13/2/2014), Gunung Sangeangapi (30/5/2014), Gunung Slamet (13/9/2014), dan Gunung Gamalama (18/12/2014).
Secara total ada 24 orang tewas, 128.167 jiwa mengungsi, dan 17.833 rumah rusak.
Bahkan erupsi Gunung Sinabung, saat ini masih menyebabkan 2.443 jiwa (795 KK) mengungsi di tujuh titik.
“Sebanyak 1.212 jiwa harus direlokasi dalam waktu dekat ini,” tambah Sutopo.
Adapun erupsi Gunung Kelud, menurut Sutopo, merupakan kejadian yang fenomenal.
Material dilontarkan ke angkasa hingga 17 kilometer serta mengakibatkan tujuh tewas dan sekitar 90.000 orang mengungsi, serta 17.000 lebih rumah rusak.
Mengingat masyarakat sekitar Gunung Kelud sudah tangguh menghadapi bencana, dan memaknai erupsi sebagai warisan masa depan, maka pemulihan berjalan dengan cepat.
Sementara itu, kejadian gempa merusak ada 11 kejadian yang menyebabkan 248 orang mengungsi dan 662 rumah rusak.
Gempabumi terjadi antara lain di Jateng (25/1/2014) berakibat di Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Purworejo.
“Tsunami akibat gempa 7,3 SR di Halmahera Utara pada 15 November 2014. Meskipun tsunami kecil, namun ancaman ini juga menjadi pelajaran bagi kita bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan pemda dalam menghadapi tsunami masih rendah,” imbuh Sutopo.