Bisnis.com, PEKANBARU - Minimnya cadangan sumber daya alam yang dimiliki Riau membuat porsi produk domestik regional bruto provinsi tersebut terhadap total produk domestik bruto nasional menurun.
Joni Kasmuri, Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisa Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, mengatakan penggunaan tahun dasar produk domestik regional bruto (PDRB) 2010 menurunkan porsi Riau terhadap total produk domestik bruto (PDB) nasional. Saat ini, PDRB Riau hanya menempati posisi enam, karena kalah dengan Kalimantan Timur.
"Pertumbuhan PDRB Riau setelah menggunakan tahun dasar 2010 hanya 12,64%, sedangkan Kalimantan Timur mampu naik 56,64%. Bahkan PDRB Gorontalo naik 117% setelah menggunakan tahun dasar 2010," katanya di Pekanbaru, Kamis (25/12/2014).
Joni menuturkan kenaikan PDRB sejumlah daerah tersebut disebabkan perbedaan metodologi penghitungan antara tahun dasar 2010 dengan tahun dasar 2000. Tahun dasar 2010 menggunakan 17 unsur lapangan usaha sebagai dasar penghitungan PDRB, sedangkan tahun dasar 2000 hanya menggunakan sembilan unsur lapangan usaha.
Melimpahnya cadangan batu bara dan gas bumi di Kalimantan Timur juga menjadi salah satu faktor PDRB provinsi tersebut berhasil menggeser posisi Riau. Hal itu ditambah dengan belum ditemukannya cadangan minyak dan gas bumi baru di Riau dalam beberapa waktu belakangan.
Selain itu, tahun dasar 2010 yang akan digunakan BPS untuk menghitung PDRB ke depannya akan memasukkan pertumbuhan aset alam hasil budidaya manusia yang belum dipanen sebagai salah satu dasar penghitungannya.
Dengan begitu, padi, kelapa sawit, karet, dan ternak yang belum dipanen ikut dihitung bersama cadangan minyak dan gas bumi sebagai salah satu unsur PDRB.
"Penambahan cakupan unsur yang dinilai itu membuat PDRB Riau naik menjadi Rp389,47 triliun, dari yang sebelumnya Rp345,77 triliun," ujarnya.