Bisnis.com, SEOUL --Pemerintah Korea Selatan memangkas proyeksi pertumbuhan tahun depan menjadi 3,8% dari sebelumnya 4%, menyusul laju permintaan domestik yang di bawah ekspektasi.
Kementerian Keuangan Korsel juga menyampaikan akan memperkuat kontrol arus modal melalui revisi regulasi mata uang, untuk menghindari risiko eksternal dari normalisasi moneter Amerika Serikat.
“Kami telah menyusun kebijakan untuk menjaga daya tahan ekonomi dalam negeri. Namun belanja konsumen dan sentimen investasi sektor swasta tidak berkembang signifikan,” kata salah seorang Dirjend Kemenkeu, Lee Chan Woo di Seoul, Senin (22/12/2014).
Kelesuan belanja domestik yang terlihat sejak Juli lalu telah menjadi perhatian utama Presiden Park Geun Hye. Demi menggenjot pertumbuhan tahun depan, dia telah melonggarkan persyaratan pengajuan kredit KPR dan mengucurkan stimulus 31 triliun won.
Menyiasati kelesuan belanja domestik, Kemenkeu menyatakan akan berupaya maksimal untuk menggenjot ekspor tahun depan. Ekspor ditargetkan naik 3,7% pada 2015, dari capaian 2,7% tahun ini. Pemerintah juga memangka sproyeksi inflasi tahun depan menjadi 2% dari sebelumnya 2,3%.
Chan Woo menyampaikan fokus kebijakan jangka menengah dan jangka panjang adalah implementasi reformasi struktural terutama pada pasar tenaga kerja dan sistem upah.