Kabar24.com, HONG KONG –China terpanggil membantu sahabat dekatnya, Rusia, yang kini dilanda masalah besar karena nilai tukar Rubel anjlok tajam dalam sepekan terakhir.
Pemerintah China mengisyaratkan kesiapannya mengucurkan bantuan finansial demi menjaga kestabilan nilai tukar mata uang Negeri Beruang Merah.
“Ini akan menjadi kesempatan sempurna bagi China untuk menunjukkan status big power".
Hal tersebut disampaikan seorang sumber Bloomberg yang menolak namanya disebutkan, Sabtu (20/12/2014).
Menurutnya, Perdana Menteri Li Keqiang akan membicarakan bantuan tersebut dengan Pemerintah Rusia pada pertemuan yang akan digelar pekan depan.
Sebelumnya, Li sempat menyampaikan dia akan membantu negara tetangganya itu agar terhindar dari resesi ekonomi.
“Untuk mengendalikan perlambatan pertumbuhan ekonomi Rusia, China akan menyiapkan bantuan finansial. Ini bagian dari kerja sama China-Rusia,” kata Li pada 15 Desember lalu saat bertemu Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dalam sebuah acara kenegaraan di Kazakhstan.
Perlambatan ekonomi Rusia dan kemerosotan nilai tuker rubel dinilai merupakan kesempatan besar bagi PM Li yang selama ini ingin menyejajarkan diri dengan Amerika Serikat melalui tindakan yang menunjukkan kepemimpinan dan kekuatan ekonomi China.
Seperti diketahui, selama berpuluh tahun terakhir AS kerap menunjukkan ‘perannya’ sebagai negara perekonomian terbesar dunia dengan sistem finansial terbaik, dengan membantu perekonomian negara lain di dunia.
Peneliti Chinese Academy of Social Science, Cheng Yijung menilai China tidak akan menyia-nyiakan kemampuannya untuk membantu perekonomian Rusia.
“Ini akan menjadi kesempatan sempurna bagi China untuk menunjukkan status big power,” kata Cheng.