Bisnis.com, TANGERANG—Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten menyelenggarakan pertemuan tahunan Bank Indonesia 2014 dengan tema “Mengawal Stabilitas, Bersinergi Mempercepat Reformasi Struktural”.
Budiharto Setyawan, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Banten, mengatakan acara ini merupakan tradisi tahunan Bank Indonesia yang telah dilakukan sejak 1969.
Dalam sambutan acara, Budi mengungkapkan tantangan yang dihadapi Indonesia pada tahun hadapan semakin berat. Pasalnya, Indonesia memiliki kerentanan berupa utang luar negeri yang semakin membesar dan akumulasi modal portofolio.
"Selain itu, BI mencermati adanya tantangan struktural di sektor riil, yakni kelemahan pada struktur produksi domestik," ujarnya di Serang, Rabu malam (17/12/2014).
Oleh karena itu, lanjutnya, BI mendukung langkah Pemerintah dalam pengalihan subsidi BBM untuk memberikan ruang fiskal yang cukup bagi pembangunan infrastruktur dan sosial, walaupun dalam jangka pendek akan meningkatkan laju inflasi, baik nasional maupun daerah.
Khusus pertumbuhan ekonomi regional, Budi mengatakan instabilitas perekonomian global serta melemahnya konsumsi domestik berdampak pada perlambatan ekspor dan investasi di Provinsi Banten.
“Namun, peningkatan konsumsi rumah tangga di Provinsi Banten mampu mencegah perlambatan ekonomi yang lebih dalam,” ujarnya.
Secara kumulatif, lanjutnya, hingga kuartal III/2014, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten tumbuh 5,13% lebih rendah dari pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 5,87%.
Sementara laju inflasi di provinsi ini pada November 2014 secara year on year mencapai 7,8% masih lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 9,93%. BI Provinsi Banten, tuturnya, memprediksi tingkat inflasi Banten pada 2015 berkisar pada 4,41%-4,91%.