Bisnis.com, TOKYO – Naiknya belanja modal korporasi Jepang diprediksi akan mengerek pertumbuhan ekonomi kuartal III negara itu.
elumnya, Jepang dilaporkan terkontraksi 1,6% (year-on-year) pada periode Juli-September. Adapun data revisi akan dipublikasikan Senin(8/12) di Tokyo.
Ditopang oleh peningkatan belanja modal korporasi-korporasi Jepang sebesar 5,5% (yoy) pada kuartal ketiga tahun ini, ekonom yang disurvei Reuters mengestimasi Negeri Matahari Terbit terkontraksi 0,5% pada kuartal lalu.
Kendati diprediksi lebih tinggi, para ekonom menilai pertumbuhan belum cukup kuat dan sewaktu-waktu dapat kembali terkontraksi mengingat kenaikan pajak penjualan 3 persentase poin April lalu melesukan belanja konsumen.
“Memang perekonomian berlanjut memulih. Namun kenaikan proyeksi atas pertumbuhan tidak mengubah pandangan kami mengenai belum stabilnya ekonomi Jepang,” ungkap studi yang dilakukan para ekonom Japan Research Institute (JRI) yang dipublikasikan Jumat (5/12/2014).
Senada dengan temuan ekonom JRI, ekonom Norinchukin Research Institute Takeshi Minami menuturkan bahwa perekonomian akan berangsur di kuartal terakhir tahun ini namun pada tahun fiskal menatang, Jepang dapat kembali mengalami kontraksi.
Di sisi lain, kenaikan proyeksi pertumbuhan Jepang kuartal III akan memberikan sedikit ruang bernapas bagi Perdana Menteri Shinzo Abe yang akan mengikuti pemilihan umum 14 Desember mendatang.
Abe kini menjadi sorotan karena salah satu kebijakan Abenomics usungannya yaitu menaikkan pajak penjualan untuk mengatasi lambungan utang publik Jepang telah menjebloskan Jepang pada resesi, seiring kian terpuruknya belanja domestik.
Sesaat setelah data kontraksi kuartal III dipublikasikan, Abe langsung memutuskan untuk menunda kenaikan pajak penjualan menjadi 10% dari saat ini 8% yang sebelumnya ia rencanakan diimplementasikan Oktober tahun depan.