Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor & Impor Banten Melonjak

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten menyatakan ekspor nonmigas Banten pada Oktober 2014 melonjak US$50,58 juta, di sisi lain, nilai impor melalui pelabuhan di daerah ini juga meningkat drastis mencapai US$105,22 juta dari bulan sebelumnya.
Penumpukan peti kemas di pelabuhan. Ekspor dan impor dari Banten meningkat/JIBI
Penumpukan peti kemas di pelabuhan. Ekspor dan impor dari Banten meningkat/JIBI

Bisnis.com,  TANGERANG—Badan Pusat Statistik Provinsi Banten menyatakan ekspor nonmigas Banten pada Oktober 2014 melonjak US$50,58 juta, di sisi lain, nilai impor melalui pelabuhan di daerah ini juga meningkat drastis mencapai US$105,22 juta dari bulan sebelumnya.

Syech Suhaimi, Kepala BPS Provinsi Banten, mengatakan nilai ekspor nonmigas pada periode ini ditopang oleh ekspor golongan barang alas kaki yang mencapai US$205,77 juta, plastik dan barang dari plastik serta tembaga yang masing-masing senilai US$76,79 juta dan US$62,72 juta.

“Nilai ekspor nonmigas pada periode ini meningkat 6,04% dibanding bulan sebelumnya. Sementara nilai impor pada periode ini melonjak 9,79% yaitu dari US$1.07 miliar pada September 2014 menjadi US$1.18 miliar,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (4/12/2014).

Menurutnya, kendati nilai ekspor golongan barang plastik dan barang dari plastik menempati nilai tertinggi kedua setelah alas kaki, secara nominal, nilai ekspor barang plastik dan barang dari plastik mengalami penurunan senilai US$5,31 juta.

Dari 10 golongan barang ekspor nonmigas utama Banten, lanjutnya, selain golongan barang plastik dan barang dari plastik, ekspor golongan barang bahan kimia organik juga mengalami penurunan senilai US$5,83 juta.

Menurutnya, tujuan ekspor nonmigas terbesar masih dipegang oleh Amerika Serikat dengan nilai US$147,78 juta, disusul Jepang dan China senilai US$71,89 juta dan US$70,45 juta. Sementara ekspor untuk negara-negara kawasan seperti Asean dan Uni Eropa masing-masing senilai US$186,41 juta dan US$125,38 juta.

Sementara itu, terkait dengan peningkatan impor, Syach menjelaskan, nilai impor terbesar pada periode ini berasal dari golongan bahan kimia organik yang mencapai US$330,09 juta, besi & baja dan gandum-ganduman dengan nilai impor masing-masing US$101,22 juta dan US$93,32 juta.

“Impor migas pada periode ini juga meningkat 30,63% dari sebelumnya senilai US$221,80 juta. Peningkatan nilai impor didominasi oleh barang modal dan bahan baku/penolong, sementara untuk barang konsumsi justru menurun,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper