Bisnis.com, JAKARTA — Zainuddin Amali, politikus Partai Golkar yang dipecat Ketua Umum Aburizal Bakrie dalam Musyawarah Nasional (Munas) IX di Nusa Dua, Bali, menertawakan aksi main pecat itu lantaran tidak sesuai atau melanggar aturan partai.
“Masak dalam setahun saya dipecat dua kali dari Golkar. Memang ada mekanisme memecat lagi kader yang sudah dipecat. Seharusnya, mekanisme pemecatan itu ada Mahkamah Partai dengan mekanisme yang harus dijalankan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (2/12/2014).
Pertama, Zainuddin dipecat lantaran menolak pengesahan UU Pilkada pada September 2014. Zainuddin dipecat dari kader Golkar yang saat itu duduk sebagai Ketua DPD I Jawa Timur. “Waktu itu, surat keputusan pemecatannya masuk dalam penggantian ketua Jawa Timur.”
Kedua, pemecatan kepada Zainuddin itu dilakukan sesuai dengan keputusan Munas IX yang digelar oleh Ical di Bali. “Ini benar-benar lucu dan membuktikan Ical mengabaikan AD/RT partai.”
Aksi main pecat itu, membuktikan Golkar sudah dalam keadaan kritis dan perlu diselamatkan. “Misi Ical bukan lagi membangun Golkar menjadi partai modern. Dengan main pecat, Ical membawa Golkar menuju partai primitif.”
Meski demikian, kubu Zainuddin yang ada di Tim Penyelamat Partai Golkar (TPPG) akan menanggapi secara serius tindakan main pecat itu. “Kami akan segera merapatkan barisan. Malam ini, kami rapat di DPP bersama Agung Laksono, Agun Gunandjar Sudarsa, Yorrys Raweyai, dan kader lainnya.”
Selain membahas pemecatan, paparnya, dalam rapat konsolidasi itu kita akan mematangkan munas yang akan diselenggarakan Januari 2015. “Kita akan libatkan Wapres Jusuf Kalla sebagai salah satu kader terbaik Golkar.”
Sementara itu, Yorrys belum berkomentar banyak terkait pemecatan sejumlah kader golkar yang dianggap membangkang oleh Ical. “Saya enggak tanggapi dulu. Saya akan rapat dulu di DPP,” katanya kepada Bisnis.